tag:blogger.com,1999:blog-55930392859749912842024-02-19T23:17:28.914+07:00GagasPertanian.comReferensi ilmu, ebook, artikel, tips tentang pertanian |pangan│kesehatan │pemberdayaan│agroindustriUnknownnoreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-61681783870895517042016-07-12T14:05:00.000+07:002016-07-12T14:05:34.192+07:00Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjRlp3uYCAeMHwrgFjIBPSGwlixSSghstk4wte8I39NbAcx_E6job5XBrkZYN0-41pReNZ5Nkl9XHrgs_oGSLmJCURnQR4Z4CogXhRJ618Fn_LU0aPr_DfhDtivmNeApMoazfO4a-0HEU/s1600/microbiology.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="teknik aseptik mikrobiologi" border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjRlp3uYCAeMHwrgFjIBPSGwlixSSghstk4wte8I39NbAcx_E6job5XBrkZYN0-41pReNZ5Nkl9XHrgs_oGSLmJCURnQR4Z4CogXhRJ618Fn_LU0aPr_DfhDtivmNeApMoazfO4a-0HEU/s320/microbiology.jpg" title="" width="320" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 33.0pt;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Teknik aseptik merupakan salah satu keahlian dasar bagi mereka yang ingin menekuni teknologi pangan. Terutama dalam melakukan analisa mikrobiologi. </span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;">Salah
satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis
(suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria
dari satu tempat ke tempat lain secara </span><span class="hilite" style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;">aseptis</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;"> agar
tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). </span><span class="hilite" style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;">Teknik</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;"> ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur
mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis
mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak
bias, jadi secara acak (</span><em style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;">random sampling</em><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: 33pt;">). Selain itu, digunakan teknik
aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang
digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan
padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (John, 1990).</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 33.0pt;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Teknik
transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar
tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer
aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang
harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi.
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan
ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar
terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar
kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya
menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan,
dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga
diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian
(Rachmawati, 2008).</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 33.0pt;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Aseptik
sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan
berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk
alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik
aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan
hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli
mikrobiologi (Oram, 2001).</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 33.0pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">Tehnik
aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar penggunaan
tehnik aseptik adalah adanya banyak partikel yang mengandung mikroorganisme
yang mungkin dapat masuk ke dalam alat laborat atau mengendap di area kerja.
Pertumbuhan mikroba ini tidak diinginkan dan dapat mempengaruhi atau mengganggu
hasil dari suatu percobaan. Penggunaan tehnik aseptik meminimalisir partikel
yang digunakan terhadap agen pengontaminasi (</span><span lang="NO-BOK">Schlegel, 1994).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 33.0pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">Ada
beberapa aturan umum yang harus diperhatikan dalam tehnik aseptis, yaitu:</span><span lang="DE"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">a.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Meja kerja sebaiknya jauh dari
sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara, misalnya tidak ada jendela yang
terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari
lalu-lintas orang.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">b.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Pastikan meja kerja bersih dari
kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan. Kotoran seringkali sulit
dibersihkan pada sudut-sudut ruang.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">c.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Usap meja kerja dengan
antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di sebagian besar
laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan
etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja,
sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">d.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Semua peralatan yang digunakan
harus steril. Sebaiknya semua peralatan yang telah disterilisasi diberi label.
Jika menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap
sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat
steril sekali pakai atau bukan.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">e.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Atur peralatan di meja kerja
sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan tangan. Alat-alat yang
biasanya digunakan dengan tangan kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.)
letakkan disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri,
erlenmeyer dll.) terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja
disediakan ruang lapang untuk bekerja.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">f.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Membakar mulut atau bagian tepi
dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang menempel.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">g.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Telah siap dengan segala
peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat untuk prosedur
tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai meninggalkan meja
kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua
yang diperlukan beserta cadangannya.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">h.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><span lang="EN-US">Pakai sarung tangan lateks dan
ganti secara berkala. Sarung tangan membantu melindungi dari tumpahan biakan
atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak
bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.</span></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="EN-US">i.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Cuci tangan sebelum dan sesudah
bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan.
Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan (Pradhika, 2009).</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 2.0cm; mso-list: l0 level5 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">Rujukan:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">John
F. Anderson, et. al. 1990. Infectious
but Nonpathogenic Isolate of Borrelia burgdorferi. <i>Journal of Clinical Microbiology.</i> Vol. 28 (12). 2693-2699.</span><span lang="SV" style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 115%; text-indent: -42.55pt;">Oram,
R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr.2001. </span><i style="line-height: 115%; text-indent: -42.55pt;">Biology Living System</i><span style="line-height: 115%; text-indent: -42.55pt;">. Glencoe
Division Mc Millan Company. Waterville.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 18.4px; text-indent: -56.7333px;">Pradhika. 2009. Bekerja Tanpa Kontaminasi (Dasar Teknik Aseptis). </span><span style="line-height: 16.8667px; text-indent: -56.7333px;"><a href="http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasi-dasar-tehnik.html"><i><span style="line-height: 18.4px;">http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasi-dasar-tehnik.html</span></i></a></span><i style="text-indent: -56.7333px;"><span style="line-height: 18.4px;">. </span></i><span style="line-height: 18.4px; text-indent: -56.7333px;">Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 18.4px; text-indent: -56.7333px;">Rachmawati, 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. </span><i style="line-height: 18.4px; text-indent: -56.7333px;">Jurnal Penelitian dan Pengabdian. </i><span style="line-height: 18.4px; text-indent: -56.7333px;">Vol. 1 (2). 23-24.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="NO-BOK" style="line-height: 115%;">Schlegel, H.G. 1994. </span><i><span style="line-height: 115%;">Mikrobiologi
Umum</span></i><span style="line-height: 115%;">.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 6pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 14.95px;">Oleh: Clara, dkk</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 6pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 14.95px;">Gambar: foodconsulting</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-79598935132881803002016-01-01T09:56:00.001+07:002016-01-01T10:03:05.367+07:00Tak Perlu Khawatir Beli Alpukat Mentah, Ini Cara Memeram nya.<p dir="ltr">Seringkali saat membeli alpukat kita tidak menemukan alpukat yang sudah matang. Yang ada hanyalah alpukat yang masih mentah atau keras. Namun jangan khawatir, karena alpukat termasuk buah klimakterik, yaitu buah yang dapat matang meskipun sudah dipetik. Dengan sedikit perlakuan pemeraman, anda tetap dapat menikmati alpukat yang lezat. Bagaimana cara pemeramannya? </p>
<p dir="ltr">Deisy Purwandari, seorang pengguna facebook, mempraktekkan cara pemeraman alpukat. Untuk mendapatkan rasa yang lezat maksimal, pilih alpukat yang sudah tua. Kemudian potong bagian belakangnya. </p>
<p dir="ltr">Setelah itu, tutup dengan tisu dan dilakban agar tisu tidak lepas. Tunggu beberapa waktu hingga empuk. Bisa 1-4 hari tergantung kondisi awal alpukatnya. Hasilnya, alpukat matang merata tanpa ada busuk. Asal tidak terlalu lama memeramnya. Selamat mencoba. </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWxFI_cmmQQbAMg65IfO1htR5exMEhzDKPfL8WD751rZcZe8HTMtNjWmpcPiN8sFHNmgQLgh9nwD3VvnIHQ_Nh-5mVkq6tW5-eiaDrBnLZIWNqroUoOJqR_GHch4HmqtJJkh36N0uDsg0/s1600/1056_1091635700846548_3001425137485405936_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWxFI_cmmQQbAMg65IfO1htR5exMEhzDKPfL8WD751rZcZe8HTMtNjWmpcPiN8sFHNmgQLgh9nwD3VvnIHQ_Nh-5mVkq6tW5-eiaDrBnLZIWNqroUoOJqR_GHch4HmqtJJkh36N0uDsg0/s640/1056_1091635700846548_3001425137485405936_n.jpg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfuGHTIxecO3TchX5QJ-nE0RgYAvYzjj73ZVN4xCOojjvB65EKEdKUjr7iY5_lnD0_Oc_Qlws36F_5ez5fmyv2ENw8r3qAKGpzHQsyM9Lk-u5Uf4wLF7uMoYIpC9CyIQfaQ8TceCr_uBQ/s1600/10410901_1091637460846372_2100184233569820164_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfuGHTIxecO3TchX5QJ-nE0RgYAvYzjj73ZVN4xCOojjvB65EKEdKUjr7iY5_lnD0_Oc_Qlws36F_5ez5fmyv2ENw8r3qAKGpzHQsyM9Lk-u5Uf4wLF7uMoYIpC9CyIQfaQ8TceCr_uBQ/s640/10410901_1091637460846372_2100184233569820164_n.jpg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGL2dJ1dBf5yq_FOl43IZDhKrMplvxFo7cYqBaRwZq_Pr_ka1lZ_MhYj8IL3lYQTm9gxilnfLf7wzp4VsOTUb6REznh1feug525tq1NLslSt6nmCafIenbNxsTEkBgGTY-oNrnenW1_XQ/s1600/1923856_1091635637513221_7002057832999989567_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGL2dJ1dBf5yq_FOl43IZDhKrMplvxFo7cYqBaRwZq_Pr_ka1lZ_MhYj8IL3lYQTm9gxilnfLf7wzp4VsOTUb6REznh1feug525tq1NLslSt6nmCafIenbNxsTEkBgGTY-oNrnenW1_XQ/s640/1923856_1091635637513221_7002057832999989567_n.jpg"> </a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-88151476154238933372013-10-01T15:15:00.000+07:002013-10-01T15:30:30.055+07:00Aspek Halal Emulsifier<br />
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLQa7R1U1_VkUlBp3Yx1nkDU-cxrfoCaiWjqnL9VZS1n3WpK6edyAQGJRsNmzmpewPYa6bpTkhssChHLN1muMFAzOWFxEqwtkzk8vdAyzFnMWd1XTf7qhUdT_OkT2MS7KbkIN7oNRwGIY/s1600/RainbowGelatinPlastic.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Gelatin Halal" border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLQa7R1U1_VkUlBp3Yx1nkDU-cxrfoCaiWjqnL9VZS1n3WpK6edyAQGJRsNmzmpewPYa6bpTkhssChHLN1muMFAzOWFxEqwtkzk8vdAyzFnMWd1XTf7qhUdT_OkT2MS7KbkIN7oNRwGIY/s320/RainbowGelatinPlastic.jpg" title="" width="320" /></a></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Es krim dan roti merupakan contoh makanan yang menggunakan emulsifier. Mengidentifikasi sumber emulsifier adalah langkah awal mengetahui kehalalannya. Salah
satu <b><a href="http://www.gagaspertanian.com/2013/10/apa-itu-emulsifier.html#axzz2gM3TvT7Z">sumber emulsifier alam </a></b>adalah gelatin. Pada gelatin inilah aspek
<a href="http://www.gagaspertanian.com/2013/10/aspek-halal-emulsifier.html">kehalalan pangan</a> perlu diperhatikan. Gelatin adalah suatu jenis protein yang
diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat)
hewan. Biasanya diperoleh dari babi atau sapi. Pada bahan gelatin impor, penggunaan
bahan dari babi lebih dominan. Hal inilah yang harus kita waspadai. <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMIfTaJ3qpTStXbKRo4BeuD48CQNcAeSkQPeMWcp6YUbiIOABLtTOzuWo8ds3utfm2dqdcwhuEzW071gJ-aPDRaIO8PnU70N06ZgDQzBrkv2MpmAjlE5BUHOIS2s6Iz9d_SDoL3qow2nA/s1600/bahan+gelatin.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Bahan Gelatin" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMIfTaJ3qpTStXbKRo4BeuD48CQNcAeSkQPeMWcp6YUbiIOABLtTOzuWo8ds3utfm2dqdcwhuEzW071gJ-aPDRaIO8PnU70N06ZgDQzBrkv2MpmAjlE5BUHOIS2s6Iz9d_SDoL3qow2nA/s1600/bahan+gelatin.png" title="" /></a></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gelatin memiliki nilai gizi yang tinggi, terutama tingginya kadar protein khususnya
asam amino dan rendahnya kadar lemak. <b>Kandungan
gelatin</b> kering adalah 84 – 86 % protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % mineral.
Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam
amino essensial. Satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam
gelatin yaitu triptofan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOLOZTKqH8eLQl3UpxvXLsV0lJDQGzKyFcuyc-EqC2InvsA5nXlYF8iwjBpGGp6qJfVQ4eWMVESarPRj4awqJIqmDbAJkZYAxqeM1U9p_7OtnLIKA6UHjRrPjlhLODmsAusl-p4qxiqlI/s1600/komposisi+gelatin.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="komposisi gelatin" border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOLOZTKqH8eLQl3UpxvXLsV0lJDQGzKyFcuyc-EqC2InvsA5nXlYF8iwjBpGGp6qJfVQ4eWMVESarPRj4awqJIqmDbAJkZYAxqeM1U9p_7OtnLIKA6UHjRrPjlhLODmsAusl-p4qxiqlI/s320/komposisi+gelatin.png" title="Komposisi Asam Amino Gelatin" width="320" /></a></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></o:p></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penggunaan
gelatin sangatlah luas dikarenakan gelatin bersifat serba bisa, memiliki
kemampuan sebagai bahan pengisi, pengemulsi (emulsifier), pengikat, pengendap,
pemerkaya gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan tipis yang
elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat penting
lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beberapa video yang memuat penjelasan mengenai gelatin dan produk turunannya bisa dilihat pada link
berikut yang menyatakan umumnya gelatin disini diperoleh dari turunan <i>schwein</i> atau <i>pig</i> (babi). jadi hal ini merupakan titik kritis untuk kehalalalan
produk :<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">1. </span><a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DSWEO0JzzSN4&h=lAQGJCXPI&s=1" target="_blank"><span style="color: #3b5998;">http://www.youtube.com/watch?v=SWEO0JzzSN4</span></a><span style="color: #333333;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">2. </span><a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3Dx8bklIhXtB4&h=AAQGpuZum&s=1" target="_blank"><span style="color: #3b5998;">http://www.youtube.com/watch?v=x8bklIhXtB4</span></a><span style="color: #333333;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">3. </span><a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DB1420ya5DbY&h=AAQGpuZum&s=1" target="_blank"><span style="color: #3b5998;">http://www.youtube.com/watch?v=B1420ya5DbY</span></a><span style="color: #333333;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berhati-hatilah karena <i>gelatin halal </i>berasal dari sumber yang halal pula. Semoga
bermanfaat (Oleh: Andriati Ningrum)<br />
<br />
<b><a href="http://www.gagaspertanian.com/2013/10/apa-itu-emulsifier.html#axzz2gM3TvT7Z">Temukan penjelasan tentang "Apa itu Emulsifier?" disini</a></b></span></span><br />
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><br /></b></span></span>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;"><b><br /></b></span></span>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;"><b><br /></b></span></span>
<span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;">gambar: wikipedi; dilidaliart</span></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-33014676189314377572013-10-01T13:36:00.001+07:002013-10-01T15:15:38.022+07:00Apa Itu Emulsifier?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjngduP-cFvIFImgXg-bct0Ax6dQ_oVG6iRpPXTNhS2LOwcEuMiwt4C69P9tZP4H_Q3X-S0ijc-l610SXVYeIMGb3l2cCRU7R0_xbAGT4OxUmijOXElS-pYQ1Ksiz9kvBVQXsbjswNEPXc/s1600/emulsifier.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Emulsifier adalah" border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjngduP-cFvIFImgXg-bct0Ax6dQ_oVG6iRpPXTNhS2LOwcEuMiwt4C69P9tZP4H_Q3X-S0ijc-l610SXVYeIMGb3l2cCRU7R0_xbAGT4OxUmijOXElS-pYQ1Ksiz9kvBVQXsbjswNEPXc/s320/emulsifier.jpg" title="" width="320" /></a></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebelum
mengenal lebih lanjut mengenai emulsifier mari kita sedikit mengenal mengenai <i>“Apa itu emulsi?”</i>. Ada dua jenis emulsi.
Yang pertama, emulsi minyak dalam air, mengandung tetesan kecil minyak yang
tersebar dalam air. Contoh dari emulsi minyak dalam air adalah susu
cair. Sedangkan jenis emulsi yang kedua adalah emulsi air-dalam-minyak, mereka memiliki tetesan kecil air yang terdispersi dalam minyak, seperti margarine,
butter, mayonaise. <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Biasanya
air dan minyak tidak akan bercampur dalam beberapa jenis emulsi ini kecuali ada
agen pengemulsi atau sering disebut dengan emulsifier yang dapat mencegah
minyak dan air tersebut terpisah. Beberapa jenis
emulsifier yang digunakan itu dapat digunakan sebagai stabilisator atau agen
penstabil pada produk makanan atau minuman. Jadi secara singkat,
<i><a href="http://www.gagaspertanian.com/2013/10/apa-itu-emulsifier.html">definisi emulsifier</a> adalah</i> zat yang
berfungsi menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></o:p></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Emulsifier banyak digunakan pada biskuit, roti, makanan ekstrusi, cereal sarapan, cake, soft drink, permen karet, makanan beku, es krim, kentang kering, pelapis coklat, margarin, topping powder, karamel, dan makanan lainnya.</span></o:p></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></o:p></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 210.65pt; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><span style="color: #333333;">Jenis-jenis emulsifier </span></b><span style="color: #333333;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Secara umum <b>Emulsifier</b> dibedakan menjadi dua, yaitu
1) Emulsifier Alami dan 2) Emulsifier Buatan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="color: #333333;">Emulsifier Alami</span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pengemulsi
alami dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam, misalnya :<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">•<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Telur (Kuning Telur dan Putih Telur)<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">•<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Gelatin<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">•<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Kedelai<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">•<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Tepung Kanji<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">•<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Susu Bubuk<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"></span></o:p></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="color: #333333;">Emulsifier Buatan</span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di
samping Emulsifier alami, telah
dibuat emulsifier buatan yang terdiri dari monogliserida, misalnya gliseril
monostearat. Radikal asam stearat merupakan gugus nonpolar, sedangkan bagian
sisa dari molekul, terutama dua gugus hidroksil dan gliserol, merupakan gugus
yang polar. <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Contoh
lain emulsifier buatan yaitu ester dari asam lemak sorbitan yang dikenal
sebagai SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak, dan ester dari
polioksietilena sorbitan dengan asam lemak yang di kenal sebagai TWEEN yang
dapat membentuk emulsi minyak dari air. <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada
kue yang kita kenal, penggunaan SPANS membentuk serta memperbaiki tekstur dan
volume, sedang TWEEN membantu mengurangi atau mencegah kekeringan, sehingga kue
tetap lunak. Jenis emulsifier lain seperti gliseril laktopalmitat,
merupakan emulsifier yang banyak di gunakan dalam pembuatan<span class="apple-converted-space"> </span><i>cakes mixes:<span class="apple-converted-space"> </span></i>CMC (carboxyl methyl cellulose)
banyak digunakan sebagai stabilizer dalam pembuatan<span class="apple-converted-space"> </span><i>salad dressing</i>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><span style="color: #333333;">Keuntungan
dan kerugian penggunaan emulsifier</span></b><span style="color: #333333;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Keuntungan
menggunakan emulsifier adalah: <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Lebih ekonomis, Bahan telur bisa dikurangi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Adonan tetap stabil meski lama belum bisa dimasukkan ke dalam
oven, <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Pengocokan bisa dilakukan dalam waktu singkat namun cepat
mengembang, <o:p></o:p></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333;">Membuat cake lebih halus.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif;">Perhatikan kedua roti dibawah, terlihat nyata perbedaan antara roti yang menggunakan emulsifier dengan yang tidak.</span></blockquote>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #333333;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 21.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmtfQysmPDpTNJXmITiUy9j6S0Qiz-E4mwmaDJDkO0sO2wokDWw72vFbH2EnLyqQ4ohKnzF73y28Fhalucw3TwZx4B_eq-mEtuJo5Tks7tzCynfNzJ3iEOqxfCnEDV0IWc8WcN0DDPQ88/s1600/roti+emulsifier.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmtfQysmPDpTNJXmITiUy9j6S0Qiz-E4mwmaDJDkO0sO2wokDWw72vFbH2EnLyqQ4ohKnzF73y28Fhalucw3TwZx4B_eq-mEtuJo5Tks7tzCynfNzJ3iEOqxfCnEDV0IWc8WcN0DDPQ88/s1600/roti+emulsifier.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Roti menggunakan emulsifier</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_VIiRI_nVzzPf7E5fUfSraDt8wzkwoKgccx2Xcqw-LKCNn541JVmSsxh-AMxzlfIVrasmJ-W9_rcK740M69eIpAMoNMD-bKjOyW3xGTnJw2QXBlka-lMxwm9bcrKqC_wXBV-pi-NFjfM/s1600/roti+tanpa+emulsifier.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_VIiRI_nVzzPf7E5fUfSraDt8wzkwoKgccx2Xcqw-LKCNn541JVmSsxh-AMxzlfIVrasmJ-W9_rcK740M69eIpAMoNMD-bKjOyW3xGTnJw2QXBlka-lMxwm9bcrKqC_wXBV-pi-NFjfM/s1600/roti+tanpa+emulsifier.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Roti tanpa emulsifier</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br /></div>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kerugiannya
adalah: jika penggunaan emulsifier terlalu banyak akan menyebabkan kue menjadi
kurang enak rasanya. Semoga bermanfaat.(Oleh: Andriati Ningrum)</span></span><br />
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span><span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><a href="http://www.gagaspertanian.com/2013/10/aspek-halal-emulsifier.html">Temukan Aspek Halal Emulsifier disini</a></b></span></span>
<span style="color: #333333; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: xx-small;">gambar: understandingfoodaditive</span></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-37922303047620004752013-01-02T07:52:00.000+07:002013-09-20T10:05:03.221+07:00Mengenal Karagenan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZWyBG1_X85m4pH77QnHWRulRN9aVSI4p3u8OdPaV9EsCv4mCj7KklUhyQbxx-46WJtrjt2lqNQitTlVIo04jN1uQWha0aLXHcNCI8CeIK4nyaZTVyqD4cGXkmPHnpBk39fWHNGFafpdA/s1600/karagenan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Karagenan" border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZWyBG1_X85m4pH77QnHWRulRN9aVSI4p3u8OdPaV9EsCv4mCj7KklUhyQbxx-46WJtrjt2lqNQitTlVIo04jN1uQWha0aLXHcNCI8CeIK4nyaZTVyqD4cGXkmPHnpBk39fWHNGFafpdA/s320/karagenan.jpg" title="Mengenal karagenan " width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pernah minum jelly drink? Lihatlah
daftar komposisinya, biasanya tercantum di sana nama <b>“karagenan”</b>. <b><i><u><a href="http://www.gagaspertanian.com/2013/01/mengenal-karagenan.html#axzz2SNqPiDF9">Karagenan</a></u></i></b>
adalah salah satu bahan baku untuk membuat minuman jelly drink. Selain itu
karagenan digunakan sebagai bahan pengenyal, pengental dan penstabil pada produk
pangan seperti sosis, produk susu, keju dan es krim, mayones, sirup, saus, dan
sebagainya. <span style="font-size: small;"> <o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karegenan diekstrak dari rumput laut famili
<i>Rhodophycae</i> yang secara alami memiliki kandungan polisakarida. Proses
ekstraksi karagenan dari rumput laut secara umum terdiri atas tahapan: (1)
pencucian rumput laut, (2) ekstraksi dalam larutan basa, (3) penyaringan kasar,
(4) penyaringan halus, (5) pengkonsentrasian, (6) Pengendapan dengan KCl, (7)
Penge-<i>press</i>-an, (8) pengeringan, (9) penggilingan, (10) pencampuran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Terdapat berbagai jenis variasi
karagenan, tiga jenis yang utama adalah tipe kappa, lambda, dan iota. Pembedaan
tersebut berdasarkan gugus ikatan kimianya, yaitu kandungan ester sulfat dan
3,6-anhydrogalactose. Perbedaan tersebut mempengaruhi masing-masing jenis
karagenan dalam kemampuan hidrasi, kekuatan gel dan tekstur, suhu pelelehan,
dan sineresis.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Semua jenis karagenan dapat larut di
dalam air panas. Jika dipanaskan kemudian didinginkan karagenan akan mulai
memadat pada suhu 40-60<sup>o</sup>C. Karagenan dapat kehilangan kekentalan dan
kekuatan gel jika berada dalam kondisi pH asam di bawah 4,3. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sebagai salah satu </span><i>food ingredient</i>,
penggunaan karagenan biasanya dikombinasikan dengan bahan pati atau gum di
dalam formulasi. Dalam daftar kode-E di Uni Eropa, karagenan dimasukkan dalam
kategori E407 yaitu emulsifier, stabilizer, thickening and gelling agents. Di
Amerika, karagenan sudah dimasukkan ke dalam daftar bahan yang secara umum aman
untuk dikonsumsi, atau dikenal dengan istilah GRAS (Generally Recognized as
Safe). (Kurnia)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Referensi: </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;">Handbook of Hydrocolloids</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Sumber Gambar:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">KomoditasIndonesia.com </span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-21624609338289394872012-11-02T06:16:00.000+07:002013-09-20T10:07:47.187+07:00Bahaya Kontaminasi Zat Kimia dan Cemaran Logam pada Makanan<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<!--[if gte mso 9]><xml> <br />
</style> <![endif]--> </div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc7thRuOcum3F8F0vIUHRaPJdSjJ9DxMf5rtovX8mSD90dtovx5XP-_oXFJFEKxMFLVI4dJtG6zZwwtnoE6U-ZhgMmddQuQ5JjXgz7ghyesCwKk0g5Oum4pc4_FcXTZzap7mw3r2xUvj8/s320/1216753432keracunan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc7thRuOcum3F8F0vIUHRaPJdSjJ9DxMf5rtovX8mSD90dtovx5XP-_oXFJFEKxMFLVI4dJtG6zZwwtnoE6U-ZhgMmddQuQ5JjXgz7ghyesCwKk0g5Oum4pc4_FcXTZzap7mw3r2xUvj8/s320/1216753432keracunan.jpg" /></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Cemaran logam berat pada makanan adalah salah satu masalah yang sangat mengkhawatirkan. Merkuri, tembaga, arsen, fluorida, kadmium, timbal, sianida, nitrit dan antimon adalah beberapa contoh logam berat yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Kasus yang cukup terkenal akibat keracunan logam berat adalah </span></b><span lang="IN">keracunan merkuri yang pernah terjadi di Teluk Minamata Jepang (1953-1960) yang menimbulkan korban hingga 2.265 korban yang diakui pada 2001 (1.784 di antaranya telah meninggal) Keracunan di daerah tersebut terutama disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau mengonsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri. Kasus yang terbaru terjadi di Teluk Buyat yang menimbulkan korban lebih dari seratus orang menderita cacat seperti pada kasus Minamata, bahkan beberapa meninggal. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Kontaminasi Logam berat pada makanan dapat terjadi melalui beberapa cara:</span></b></span></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="square">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat ke sungai atau laut, kemudian mencemari sumber air atau ikan dan makhluk lain yang hidup dilaut</span></i></b><b><span lang="IN" style="font-weight: normal;">. Jika air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum dan mandi, maka tubuh manusia dapat terpapar logam-logam berat yang mematikan tersebut. Demikian juga apabila mengkonsumsi ikan atau pangan budidaya perikanan yang telah tercemar. Contoh kasusnya adalah keracunan merkuri yang terjadi di teluk buyat dan minamata.</span></b></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Penggunaan fungisida dan insektisida yang tidak sesuai dengan dosis yang ditentukan, sehingga mencemari bahan pangan</span></i></b><b><span lang="IN" style="font-weight: normal;">. Penggunaan dengan dosis yang tidak tepat ini dapat menimbulkan keracunan yang bisa berakibat pada kematian. Misalkan penggunaan tembaga dalam persenyawaan tembaga oksiklorida dan tembaga sulfat, apabila tidak tepat penggunaannya, jenis senyawa ini dapat menimbulkna residu yang berbahaya pada bahan pangan. Contoh lainnya adalah A</span></b><span lang="IN">rsen, yaitu arsen pentoksida dicampur dengan kromium trioksida dan tembaga oksida. Logam berat lainnya adalah Fluorida. Salah satu insektisia yang mengandung Na fluorida merupakan campuran asam borat, arsen pentoksida dihidrat, natrium dikromat dan natrium tetra borat pentahidrat<b><span style="font-weight: normal;"></span></b></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Kontaminasi silang melalui lapisan yang terdapat pada alat masak atau alat pengolahan pangan lainnya</span></i></b><b><span lang="IN" style="font-weight: normal;">. Lapisan logam berbahaya pada alat masak tersebut kemudian terkikis atau terkelupas dan akhirnya meracuni pangan. Mekanisme lainnya adalah beberapa logam berat dapat bersenyawa dengan komponen bahan pangan sehingga menimbulkan senyawa baru yang memiliki sifat toksik yang tinggi. Beberapa contoh logam berat yang biasanya digunakan pada alat masak dan dapat mencemari bahan pangan dengan mekanisme ini adalah: Tembaga, seng, antimon (stibium), kadmium</span></b></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau food additive yang melebihi kadar yang ditentukan, atau penggunaan bahan yang tidak diizinkan untuk bahan pangan</span></i></b><b><span lang="IN" style="font-weight: normal;">. Penggunaan BTP memang sangat menguntungkan dan dapat meningkatkan nilai suatu pangan olahan. Namun dengan dalih keuntungan ekonomi, penggunaan BTP yang berbahaya menjadi hal yang lazim dalam industri kecil. Misalkan penggunaan Rhodamin-B pewarna merah, atau Metanil Yellow dalam makanan jajan, kerupuk, dan sirup. Selain itu juga penggunaan boraks dan formalin – pengawet mayat- sebagai bahan pengawet makanan. Penyebab keracunan lain adalah penggunaan BTP melebihi batas yang dizinikan. Misalnya penggunaaan pemanis buatan siklamat dan sakarin yang melebihi batas</span></b> maksimum penggunaan. Batas penggunaan siklamat adalah 300 mg – 3g/kg bahan, sedangkan batas maksimum penggunaan sakarin adalah 50 – 300 mg/kg bahan. Keduanya hanya boleh digunakan untuk pangan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar 0,5 mg/kg berat badan/hari. Contoh lainnya adalah penggunaan <span lang="IN">Nitrit sebagai pengawet pada daging dan juga memberikan warna merah melewati batas maksimum penggunaan.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Kontaminasi dari udara yang telah tercemar dan asap knalpot</span></i></b><span lang="IN">.<i> </i>Udara yang telah kotor dan mengandung zat berbahaya ini kemudian mengkontaminasi bahan pangan yang telah siap dikonsumsi. Jumlahnya mungkin sedikit, tetapi apabila terjadi pencemaran dalam jangka waktu yang lama, residu logam berbahaya dalam tubuh dapat melebihi ambang batas dan berakibat pada keracunan. </span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Cemaran bahan kimia melalui pengemas makanan</span></i></b><span lang="IN">. Berbagai tipe pengemas makanan saat ini telah membuat makanan menjadi sesuatu yang praktis, namun tidak semuanya aman. Beberapa bahan plastik dan styrofoam berpotensi untuk migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan kedalam makanan. </span></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Gejala keracunan dari logam berat bermacam-macam, mulai dari 30 menit hingga 6 jam. Gejala umum yang yang sering muncul adalah pucat, muntah, diare kejang, pingsan. Pada beberapa zat kimia lain muncul gejala-gejala seperti rasa terbakar pada mulut, rasa logam, banyak mengeluarkan air liur dan haus, sakit perut, muntah, cairan tinja mengandung darah, denyut nadi cepat tapi lemah, pucat, kelemahan kaki, kejang-kejang, penglihatan menurun, koma. sakit kepala, keringat dingin, rasa manis dan bau logam pada mulut, koma dan berakhir denga kematian. Jadi mulai sekarang, perhatikan makanan anda.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: right;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-65274160432615489762011-05-22T23:22:00.003+07:002013-09-20T09:07:34.570+07:00Apa itu Khamir?<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj37moamMCOa-bGPSj7FaQRK6s4EvJdjYsw-j1keptU2GWGaMh_28Ay6qbOiomMig-5XPGfWGppSMGszhAI7WROEhmrNBWaD7Q_C62NKnGo1nGU6qDztOQg-0Xe2QgPfengsjSNWHwHKk4/s1600/khamir.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj37moamMCOa-bGPSj7FaQRK6s4EvJdjYsw-j1keptU2GWGaMh_28Ay6qbOiomMig-5XPGfWGppSMGszhAI7WROEhmrNBWaD7Q_C62NKnGo1nGU6qDztOQg-0Xe2QgPfengsjSNWHwHKk4/s200/khamir.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar: sustainabledesignupdate.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span id="goog_901939714"></span><span id="goog_901939715"></span><a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/05/lebih-kenal-dengan-bakteri.html#axzz2fIWwn31n">Bakteri</a> sudah kita bahas, demikian pula dengan <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/05/karakteristik-kapang-dan-perananya.html#axzz2fIWwn31n">kapang</a>. Sekarang kita bahas kelompok ketiga dari mikroorganisme penting dalam kehidupan, yaitu khamir. <span lang="SV">Khamir mungkin salah satu organisme
dijinakkan paling awal. Orang-orang telah menggunakan ragi untuk fermentasi dan
baking sepanjang sejarah. Para arkeolog menggali di reruntuhan Mesir menemukan
penggilingan batu dan kamar untuk fermentasi roti, serta gambar dari toko roti dan
pabrik berumur 4.000 tahun.<span class="google-src-text">.</span> </span>Hanya
dalam 150 tahun terakhir, sejak percobaan Louis Pasteur, ilmuwan mulai untuk
mengeksplorasi cara kerja ragi. <span lang="SV">Pasteur
pertama kali mengajukan produksi karbon dioksida dari ragi pada tahun 1859. <sup>[1]</sup></span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Khamir adalah mikroorganisme eukariotik
bersel tunggal yang tergolong fungi. Berukuran antara 5 dan 20 mikron. Khamir
termasuk organisme uniseluler yang bersifat aerob. Tetapi jenis khamir
fermentatif dapat hidup secara anaerob meski pertumbuhannya lambat. Khamir
termasuk organisme uniseluler namun memiliki ukuran yang lebih besar daripada
bakteri. Dapat membentuk miselium palsu sehingga disebut sebagai
pseudomiselium. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, khamir dibagi menjadi: 1)
khamir sejati <i>(true yeast)</i> yang berkembang biak dengan spora dan khamir
yang tidak membentuk spora dan; 2) khamir palsu <i>(false yeast) </i>yang<i> </i>berkembang biak dengan pertunasan,
pembelahan atau kombinasi pertunasan dan pembelahan.</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Klasifikasi khamir menggunakan
karakteristik ascospore, sel dan koloni. Karakteristik Fisiologis juga
digunakan untuk mengidentifikasi spesies. <span style="-moz-background-inline-policy: continuous; background: none repeat scroll 0% 0% rgb(230, 236, 249);">Salah
satu karakteristik yang terkenal adalah kemampuan untuk memfermentasi gula
untuk produksi etanol.</span> </span><span class="google-src-text"><i>Budding
yeast</i></span> adalah khamir sejati dari filum <i>Ascomycetes</i> , kelas <i>Saccharomycetes</i>
(disebut <i>Hemiascomycetes</i> juga). Khamir sejati dipisahkan menjadi satu
urutan utama <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.co.id&sl=en&tl=id&twu=1&u=http://www.yeastgenome.org/cgi-bin/redirect.pl%3Fsource%3DVL-what_are_yeast%26url%3Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi%3Fmode%3DInfo%26id%3D4892%26lvl%3D3%26lin%3Df%26keep%3D1%26srchmode%3D1%26unlock&usg=ALkJrhipS841ToU7cbZylhGryJktYC93iA"><i>Saccharomycetales</i></a>
<sup>.[2]</sup></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Umumnya khamir
tumbuh pada makanan yang banyak mengandung gula dan ber pH rendah, seperti
sirup dan buah-buahan. Karenanya khamir sering digunakan dalam proses
fermentasi. Khamir memiliki sekumpulan enzim zymase yang berperan pada
fermentasi senyawa gula. Proses
fermentasi ini digunakan dalam proses pembuatan roti, tape dan anggur. Namun
sifat ini juga dapat merugikan, karena khamir sangat menyukai buah-buahan,
sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang tidak diinginkan sehingga buah tidak
dapat dikonsumsi maupun diolah lebih lanjut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Khamir/Ragi,
seperti kebanyakan jamur, respirasi secara aerobik, tetapi tanpa udara mereka
memperoleh energi dengan fermentasi gula dan karbohidrat untuk memproduksi
etanol dan karbon dioksida. Ketika ragi diberikan dengan baik gula dan oksigen,
koloni tumbuh hingga 20 kali lebih cepat melalui pembelahan sel daripada tanpa
oksigen<sup>.[1]</sup></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Khamir berkembang biak dengan pembelahan
sel dengan cara pembentukan tunas. Bagi kebanyakan khamir seperti Saccharomyces
cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian permukaan sel induk
(pertunasan polar) tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu
saja. Pada khamir dengan pertunasan bipolar (yaitu spesies Hanseniaspora)
pembentukan tunas terbatas pada dua bagian sel yang berlawanan dan sel
berbentuk jeruk atau bentuk apikulat<sup>.[3]</sup></span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Khamir kurang tahan terhadap suhu tinggi
dibandingkan dengan kapang, Suhu
optimum untuk pertumbuhannya adalah 20-38 <sup>o</sup>C. Dan pada suhu 100<sup>o</sup>C
yeast dan sporanya dapat mati. karena itu pemanasan menjadi cara yang
efektif untuk membunuh khamir. Khamir banyak digunakan dalam industri pangan,
terutama dari genus Saccharomyces. </span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Semoga bermanfaat. jangan lupa untuk komen ya. ^^</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Salam</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="SV"><br /></span></span></div>
<div style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="SV">Referensi:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="SV">[1]</span></sup><span lang="SV">http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/msad16mar99_1b/
, diakses 22 Mei 2011</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sub><span lang="SV">[2]</span></sub><span lang="SV"><a href="http://www.yeastgenome.org/VL-what_are_yeast.shtml">http://www.yeastgenome.org/VL-what_are_yeast.shtml</a>
, diakses 22 Mei 2011</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="SV"> </span><sup>[3]</sup> Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M.
Wooton. <span lang="SV">2009. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #cccccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #cccccc; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Bot Pranadi, S.TP </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-45539387571737335042011-05-22T22:16:00.002+07:002013-09-20T09:11:21.634+07:00Karakteristik Kapang dan Peranannya<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqQN-r1tZ9uv8m7fG15C2nncKWGJ31KADgQgCr8qNFBbSMISGRSiGTS0nsjK9z8AveG1TyXGrdVV_9Mph4hZr8P-QYtp3tFMXqDmybVtVUo-OuHT2tAIEJuTQ_MBjVXWVKXV-vEQgvVX0/s1600/kapang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqQN-r1tZ9uv8m7fG15C2nncKWGJ31KADgQgCr8qNFBbSMISGRSiGTS0nsjK9z8AveG1TyXGrdVV_9Mph4hZr8P-QYtp3tFMXqDmybVtVUo-OuHT2tAIEJuTQ_MBjVXWVKXV-vEQgvVX0/s1600/kapang.jpg" /></a></td></tr>
<tr style="font-family: Verdana,sans-serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;">Gambar:rachdie.blogsome.com</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><u><span lang="SV"><br /></span></u></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Setelah membahas tentang bakteri, saat ini kita akan membahas tentang kelompok mikroorganisme berikutnya. Kapang adalah organisme mikroskopis yang
memainkan peran penting dalam <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/tahukah-anda-kapan-pangan-itu-rusak.html#axzz2fIWwn31n">kerusakan</a> tanaman dan hewan. Diluar, jamur dapat
ditemukan di tempat teduh, tempat yang lembab atau tempat di mana daun atau
vegetasi lainnya membusuk. Dalam ruangan dapat tumbuh di hampir semua
permukaan, selama lembab, oksigen, dan bahan organik yang hadir. Ketika kapang
terganggu, mereka merilis sel-sel kecil yang disebut spora ke udara sekitarnya.<sup>[1]</sup></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Berbeda dengan bakteri dan khamir, kapang
seringkali dapat dilihat dengan mata. Termasuk pada <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/03/tips-membeli-makanan-dalam-kemasan.html#axzz2fIWwn31n">makanan yang kemasannya rusak</a>. Kapang memiliki ukuran yang lebih besar
daripada bakteri, termasuk organisme multiseluler (bersel banyak) yang
berukuran mulai dari mikroskopis sampai makroskopis dan memiliki bentuk seperti
benang-benang. Tumbuh dengan berbagai warna: merah atau jingga, hitam kebiruan,
abu-abu yang ditentukan oleh perbedaan warna sporanya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Kapang memiliki struktur eukariotik
(memiliki selaput inti) serta memiliki dinding sel yang kaku. Kapang merupakan
mikroba yang berbentuk filamen, terdiri dari benang-benang halus yang disebut
hifa. Kumpulan hifa membentuk massa yang disebut miselium sehingga kapang dapat
dilihat oleh mata tanpa menggunakan mikroskop. Kapang tumbuh dengan
memperpanjang bagian ujung hifa yang dikenal sebagai pertumbuhan apikal atau
pada tengah hifa yang disebut pertumbuhan interkalar.<sup>[2] </sup>Contoh
miselium yang berwarna putih adalah kapang yang tumbuh pada tempe. Warna putih
yang biasa kita lihat tidak lain adalah miselium.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 18pt;">
<span style="font-size: small;"> <span lang="SV"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Secara biokimia, kapang bersifat aktif
karena terutama merupakan organisme saprofitik. Organisme ini dapat memecah
bahan-bahan organik kompleks menjadi yang lebih sederhana termasuk pembusukan
daun-daun dan bahan lain dalam tanah. Kegiatan yang sama dapat mengakibatkan
pembusukan pangan<sup>.[2]</sup></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><sup> </sup> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Kapang umumnya lebih tidak tahan panas
dibandingkan dengan bakteri, tetapi kapang umumnya lebih tahan hidup pada
kondisi lebih kering dibandingkan dengan bakteri. Kapang digolongkan ke dalam
beberapa genus berdasarkan: </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">Penampakan miselium : bening
atau gelap dan atau warnanya; </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">Jenis hifa :
berseptat atau tidak; </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">Cara reproduksi : spora seksual atau aseksual; </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">4.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">Jenis dan karakteristik
spora aseksual; </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">5.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">Jenis dan karakteristik
spora seksual; </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">6.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">Adanya struktur khusus pada
kapang. </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Seperti halnya bakteri, kapang juga dapat
memberikan keuntungan bagi manusia, namun juga dapat merugikan, salah satunya
adalah penyebab kerusakan produk pangan. Contoh bakteri yang menguntungkan
adalah bakteri yang dibutuhkan dalam pemeraman keju Roquefert dan dalam
produksi kecap atau tempe. Selain itu beberapa jenis kapang menghasilkan
antibiotik yang disebut penisilin. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Kapang yang paling sering ditemukan pada
daging dan unggas adalah <i>Alternaria, Aspergillus, Botrytis, Cladosporium,
Fusarium, Geotrichum, Monilia, Manoscus, Mortierella, Mucor, Neurospora,
Oidium, Oosproa, Penicillium, Rhizopus</i> dan <i>Thamnidium.</i> <span class="google-src-text">Kapang</span> ini juga dapat ditemukan di banyak makanan
lainnya.<sup>[3]</sup></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Contoh beberapa jenis kapang yang dekat
dengan rekayasa pangan adalah</span></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; font-family: Verdana,sans-serif;">
<tbody>
<tr>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.15pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Jenis Kapang</b></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Warna Spora</b></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Pangan yang dirusak</b></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Makanan yang difermentasi</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.15pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Aspergillus</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hitam,
hijau</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Roti,
serealia, kacang-kacangan</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Kecap,
tauco </span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.15pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Penicillium</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Biru-hijau</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Buah-buahan,
sitrus, keju</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Keju</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.15pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Rhizopus</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Hitam
diatas hifa putih</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Roti,
Sayuran, buah-buahan</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Tempe,
oncom hitam</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.15pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Neurospora</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Oranye
merah</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Nasi</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 153, 0) none repeat scroll 0% 0%; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 123.2pt;" valign="top" width="164"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Oncom merah</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;">Jangan lupa komen ya, jika anda merasa artikel ini bermanfaat. terimakasih </span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"> Referensi:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup>[1]</sup> http://www.niehs.nih.gov/health/topics/agents/mold/index.cfm
, diakses 22 Mei 2011</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup>[2]</sup> Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M.
Wooton. <span lang="SV">2009. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: #999999; font-size: x-small;"><sup>[3]</sup> <span lang="SV">http://www.fsis.usda.gov/factsheets/molds_on_food/
, </span>diakses 22 Mei 2011</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white; font-size: x-small;">Bot Pranadi </span><span lang="SV"></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-47550601542879860912011-05-22T21:27:00.003+07:002013-09-20T09:13:45.023+07:00Lebih Kenal dengan Bakteri<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWjQmwsbLFupL1hQWUuHcDnLt4RsjjTMN-DzSLMJqiP2AzKm2YcGXkAFcLArWa6goElGhCOtcjsEE-zQGih5IvqVejYLEFtQUkiN9B4J_qRBgAIBUP3LtyPzTOurC_qKvSRBB1aIeODpU/s1600/bakteri+prokariotik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWjQmwsbLFupL1hQWUuHcDnLt4RsjjTMN-DzSLMJqiP2AzKm2YcGXkAFcLArWa6goElGhCOtcjsEE-zQGih5IvqVejYLEFtQUkiN9B4J_qRBgAIBUP3LtyPzTOurC_qKvSRBB1aIeODpU/s200/bakteri+prokariotik.jpg" width="174" /></a></td></tr>
<tr style="color: #999999;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;">Gambar:micro.magnet.fsu.edu</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Apa kabar sobat <a href="http://www.gagaspertanian.com/">Gagas Pertanian</a><a href="http://sehatcommunity.com/">.</a> Kali ini kita akan membahas satu makhluk hidup yang ada tapi
seolah tiada. Bukan hantu ya :p. Maksudnya, dia ada tapi tidak dapat dilihat
oleh mata kita namun dampaknya terasa. Dialah bakteri. Bakteri terdapat
secara luas dialam dan menyebar hampir di setiap media. Terdapat banyak pada
bahan atau bagian yang berhubungan dengan hewan, tumbuhan, udara, air dan
tanah, bahkan di bagian tubuh manusia. Sangat sedikit sekali lingkungan yang
steril dari bakteri. Beribu jenis bakteri telah diketahui dan diteliti oleh
ilmuwan-ilmuwan diseluruh dunia dan berperan penting dalam kehidupan manusia, baik peran yang menguntungkan maupun merugikan, termasuk <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/tahukah-anda-kapan-pangan-itu-rusak.html#axzz2fIWwn31n">kerusakan pangan.</a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Bakteri adalah mikroorganisme
bersel tunggal yang dapat hidup baik sebagai organisme independen atau sebagai
parasit (tergantung pada organisme lain untuk kehidupan). Istilah bakteri dimunculkan
di abad ke-19 oleh ahli botani Jerman Ferdinand Cohn (1828-1898) yang
berdasarkan pada <i>Greek bakterion</i> yang berarti sebuah tongkat kecil atau
staf.<sup>[1] </sup>Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak
terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme tersebut
akan nampak.<sup>[2]</sup></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Bakteri memiliki
morfologi: </span></span></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Uniseluler (bersel tunggal)</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Ukuran : panjang = 0,5-10 mm; lebar
= 0,5-2,5 mm.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Beberapa karakteristik bentuk sel
yang ditemui adalah: </span></span></li>
</ul>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="disc"><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">coccus</span></i><span lang="SV"> (bulat), </span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">bacillus</span></i><span lang="SV"> (batang/basil), </span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">spirillium</span></i><span lang="SV"> (spiral) dan </span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">vibrios</span></i><span lang="SV"> (koma/vibrio).</span></span></li>
</ol>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Bakteri merupakan sel
prokariotik, yang berarti <u>tidak</u> memiliki selaput inti. Maka materi
genetik sel prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Beberapa jenis bakteri
memiliki kemampuan untuk membentuk endospora. Endospora terbentuk dalam sel
untuk menanggulangi keadaan lingkungan yang tidak kondusif. Apabila kondisi
bersifat mengancam kehidupan bakteri, maka spora akan dilepas oleh sel ke alam.
Bakteri tersebut tahan panas, perubahan kimia, dan jauh lebih tahan daripada
khamir atau kapang, juga lebih tahan terhadap pengolahan daripada enzim.<sup>[3]</sup></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="SV" style="font-weight: normal;">Bakteri membelah dengan kecepatan yang luar
biasa, karena berkembang biak dengan sistem aseksual dan pembelahan biner.
Apabila kondisinya lingkungan menguntungkan, jumlahnya akan berkembang dan
menggandakan diri secara eksponensial, dimana tiap sel akan membelah diri
menjadi dua sel. Setiap sel memiliki waktu generasi (waktu yang dibutuhkan
untuk membelah diri) yang berbeda-beda. S</span></b><span lang="SV">eperti Escherichia coli, bakteri umum yang
dijumpai di saluran pencernaan dan di tempat lain, memiliki waktu generasi
15-20 menit. Hal ini artinya bakteri E. coli dalam waktu 15-20 menit mampu
menggandakan selnya menjadi dua kali lipat.<i><span style="font-style: normal;">. Bisa dibayangkan dalam waktu 5 jam jumlah
bakterinya akan meningkat berlipat ganda. </span></i><b><span style="font-weight: normal;"></span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Sebagai ilustrasi<b>
p</b>embelahan biner Bakteri tiap 15 menit</span></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<tbody>
<tr>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 32.25pt;" valign="top" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">0’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">15’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">30’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">45’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 43.5pt;" valign="top" width="58"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">60’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 46.5pt;" valign="top" width="62"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">75’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">90’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">105’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">120’</span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(153, 204, 0) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 47.25pt;" valign="top" width="63"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">135’</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0cm; width: 32.25pt;" valign="top" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">1 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">4 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">8 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 43.5pt;" valign="top" width="58"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">16 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 46.5pt;" valign="top" width="62"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">32 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">64 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">128 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">256 sel</span></div>
</td>
<td style="padding: 0cm; width: 47.25pt;" valign="top" width="63"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">512 sel</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 32.25pt;" valign="top" width="43"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>0</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>1</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>2</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 36pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>3</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 43.5pt;" valign="top" width="58"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>4</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 46.5pt;" valign="top" width="62"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>5</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>6</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>7</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 45pt;" valign="top" width="60"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>8</sup></span></div>
</td>
<td style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 204, 153) none repeat scroll 0% 0%; padding: 0cm; width: 47.25pt;" valign="top" width="63"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">2<sup>9</sup></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><br />
Dalam waktu 2 jam 15 menit, jumlah awal 1 sel akan berkembang biak hingga 512
sel. Hal ini menunjukkan hubungan antara pertambahan sel dengan waktu adalah
berbentuk geometrik eksponensial dengan rumus 2<sup>n</sup>. Jadi, bakteri E.
coli dalam waktu 10 jam berkembang dari satu sel menjadi 1,09×1012 sel atau
lebih dari 1 triliun sel. Sedangkan dalam makanan biasanya terdapat lebih dari
satu sel. Bahkan hingga mencapai ribuan. Tentu dalam sepuluh jam, jumlahnya
menjadi sangat fantastis. Itulah sebabnya, pangan yang terkontaminasi bakteri merugikan
akan mengalami kebusukan dalam waktu yang relatif cepat. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Laju pertumbuhan
bakteri ini digunakan dalam modifikasi pangan,dan rekayasa dalam ilmu
pertanian. Bakteri yang menguntungkan akan dipacu pertumbuhannya menjadi lebih
banyak, sedangkan bakteri yang merugikan dihambat pertumbuhannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Dalam
pertumbuhannya, bakteri memiliki fase-fase pertumbuhan bakteri. Pemahaman
mengenai fase ini penting untuk mengetahui karakteristik bakteri sehingga dapat
digunakan dalam prinsip-prinsip pengawetan pangan. </span>Fase tersebut adalah:</span></div>
<ol start="1" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fase
Lag </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fase
logaritmik/eksponensial. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fase Stationer </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fase Death (kematian)</span></li>
</ol>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Xa6blIE8-Qfe74xktASeIjMn0n6gKVfGDAkCK6p2KMJjQAmVzpIUuTkx-K_LWFkbot70v7ZuZ0J1Z1-ge489dtMaJkYuaXh5l3xW3txon7Bgg9FZ9Z1RZj78t_YmC0-iMwbDD1gGIa4/s1600/kurva+fase+pertumbuhan+bakteri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Xa6blIE8-Qfe74xktASeIjMn0n6gKVfGDAkCK6p2KMJjQAmVzpIUuTkx-K_LWFkbot70v7ZuZ0J1Z1-ge489dtMaJkYuaXh5l3xW3txon7Bgg9FZ9Z1RZj78t_YmC0-iMwbDD1gGIa4/s320/kurva+fase+pertumbuhan+bakteri.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption"><span style="font-size: xx-small;">gambar: try4know.co.cc</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b></b><span lang="SV" style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: yellow none repeat scroll 0% 0%;"><br />
</span><i><span lang="SV">Fase lag</span></i><span lang="SV"> adalah fase adaptasi -penyesuaian diri-
dengan keadaan media dan lingkungan tempat tumbuh yang baru. Pada periode ini
tidak terjadi pembelahan sel. Fase ini adalah fase lambat yang dapat terjadi
mulai dari beberapa menit sampai beberapa jam. Lama fase lag bervariasi
tergantung pada komposisi media, spesies bakteri, dan faktor pendukung
pertumbuhan yang terdapat pada media maupun lingkungan sekitar. Selain itu juga
dipengaruhi oleh sifat fisiologis mikroorganisme pada media sebelumnya. Pada
fase ini mulai terbentuk enzim-enzim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan namun
aktivitasnya belum maksimal.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Apabila sel telah
menyesuaikan diri, bakteri akan membelah dengan kecepatan yang konstan hingga
mencapai populasi yang maksimal. Fase ini disebut sebagai <i>Fase
logaritmik/eksponensial,</i> merupakan fase pertumbuhan tercepat, yaitu jumlah
sel menjadi dua kalinya setiap satu waktu generasi. Pada fase ini sel
mikroorganisme membutuhkan banyak energi dan paling sensitif terhadap kondisi
yang ekstrem, seperti panas, dingin, dan kering. Fase ini adalah fase dimana
bakteri mencapai jumlah populasi yang maksimal.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pertumbuhan
penduduk dibatasi oleh salah satu dari tiga faktor: 1.</span> kelelahan nutrisi yang tersedia;
2. akumulasi metabolit penghambat atau produk akhir metabolisme; 3. kelelahan ruang, dalam hal
ini disebut kurangnya "ruang biologis".<sup>[4]</sup><span class="fullpost1"> </span>Akibat populasi bakteri yang semakin tinggi, terjadi
penumpukan racun akibat metabolisme sel, selain itu kandungan nutrient yang
dibutuhkan untuk tumbuh bakteri juga semakin menipis. Kondisi ini mengganggu
pertumbuhan sel sehingga menyebabkan banyak bakteri yang mati. Kompetisi antar
bakteri juga menjadi pemicu matinya bakteri. Fase ini disebut sebagai fase
stationer. <span class="fullpost1"><i>Fase stasioner</i> terjadi pada saat laju
pertumbuhan bakteri sama dengan laju kematiannya.</span> Mudahnya, koloni
bakteri tidak menjadi lebih banyak atau lebih sedikit<sup>.[5]</sup></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="fullpost1"><span lang="SV">Fase stasioner ini dilanjutkan dengan fase kematian yang ditandai dengan
peningkatan laju kematian yang melampaui laju pertumbuhan, sehingga secara
keseluruhan terjadi penurunan populasi bakteri. Kondisi ini </span></span><span lang="SV">akibat penumpukan racun dan habisnya
nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami
penurunan jumlah sel secara eksponensial.<span style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: yellow none repeat scroll 0% 0%;"><br />
<br />
</span>Kerusakan mikrobiologis pangan dapat dilakukan dengan memodifikasi fase
pertumbuhan bakteri dengan prinsip berikut: </span></span></div>
<ol start="1" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mengurangi
jumlah kontaminasi awal, </span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Kontaminasi
awal dapat dilakukan dengan pola penanganan bahan yang higienis. Selain itu
juga diperlukan perlakuan-perlakuan pendahuluan yang bertujuan membunuh mikroba
yang sudah terdapat pada bahan pangan. </span>Misalnya dengan cara
pembersihan/pemotongan, pencucian, pemanasan, dan sebagainya.</span></div>
<ol start="2" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Memperpanjang fase adaptasi dan atau
memperlambat fase logaritmik </span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Prinsip
nomor dua ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan pertumbuhan
yang tidak kondusif bagi mikroba, misalkan dengan menurunkan kadar air,
menurunkan kelembapan, meningkatkan keasaman, menghilangkan oksigen, dan menurunkan
suhu. </span></span></div>
<ol start="3" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Mempercepat fase kematian, dapat
dilakukan dengan proses thermal (pemanasan), pengeringan, dan iradiasi.</span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Semua sifat-sifat ini juga dapat digunakan dalam rekayasa pertanian,
misalnya dalam pembuatan pupuk hayati.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Semoga bermanfaat, jangan lupa komen ya jika anda merasakan manfaatnya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<i><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Referensi:</span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="SV">[1]</span></sup><span lang="SV"> <a href="http://www.blogger.com/goog_1996494751">http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=13954</a>,
diakses 22 Mei 2011</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup>[2]</sup> Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M.
Wooton. <span lang="SV">2009. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="SV">[3]</span></sup><span lang="SV"> Muchtadi, Tien. 1989. Petunjuk
Laboratorium Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi IPB. Bogor</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="SV">[4]</span></sup><span lang="SV"> <a href="http://www.textbookofbacteriology.net/growth.html">http://www.textbookofbacteriology.net/growth.html</a>,
diakses 22 Mei 2011</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #999999; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="SV">[5]</span></sup><span lang="SV"> <a href="http://www.helium.com/items/1258572-what-are-the-four-phases-of-bacterial-growth">http://www.helium.com/items/1258572-what-are-the-four-phases-of-bacterial-growth</a>,
diakses 22 Mei 2011</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-88183953322112470592011-03-01T10:48:00.004+07:002013-09-20T09:25:16.019+07:00Tips Jitu Membeli Makanan dalam Kemasan<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Selain untuk mempercantik produk, salah satu fungsi utama
dari kemasan adalah untuk melindungi produk dari kerusakan dan memperpanjang
umur simpan. Memperpanjang berarti tetap ada potensi kerusakan, dan suatu saat
produk tersebut akan rusak meskipun dengan teknologi pengemasan dan <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/pengawetan-dengan-suhu-tinggi.html#axzz2fIWwn31n">pengawetan</a>. Bahkan ketika kaleng makanan tetap rata dan tidak ada kerusakan, makanan didalamnya bisa rusak. Apalagi jika kemasan telah mengalami kerusakan yang halus, tidak tampak oleh mata. Kerusakan
kemasan meningkatkan resiko <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/tahukah-anda-kapan-pangan-itu-rusak.html#axzz2fIWwn31n">kerusakan produk pangan,</a> karena itu Anda perlu mengetahui
tanda-tanda kerusakan dari kemasan dan potensi bahaya yang ditimbulkannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Kemasan
Kaleng</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Jika membeli makanan kaleng, perhatikan kemasannya. Pilih
makanan yang kalengnya tidak karatan, penyok, atau cembung. Produk yang dikemas
dengan menggunakan kaleng biasanya dapat disimpan pada suhu kamar. Namun
penyimpanan pada tempat yang lembab dan basah dapat merusak kaleng dan
menyebabkan karatan. Karat dan senyawanya dapat bermigrasi ke dalam makanan dan
berbahaya bagi tubuh.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Kemasan yang penyok atau cembung juga perlu di waspadai. Kemasan
penyok dapat mengakibatkan kebocoran sehingga produk bisa bersentuhan dengan
udara. Udara adalah salah satu sarana kontaminasi silang mikroba. Udara juga
dapat memacu terjadinya reaksi dari bahan pangan yang dikemas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Kerusakan pada kaleng
dapat dikategorikan sebagai berikut:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b><u><span style="font-weight: normal; line-height: 150%;">a. Flat sour</span></u></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Permukaan kaleng tetap datar dan tidak mengalami
kerusakan apapun, tetapi produk di dalam kaleng tersebut sudah rusak dan berbau
asam yang menusuk. Kerusakan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri termofilik
yang tidak membentuk gas, misalnya <i>B.stearothermophillus,
B. coagulans.</i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;"><br />
Makanan asam dan berasam tinggi juga dapat mengalami kerusakan oleh <i>B. thermoacidurans</i> yang menyebabkan
kaleng normal dengan sedikit penurunan pH, dan bakteri anaerobik pembentuk asam
butirat serta bakteri asam laktat yang menyebabkan kaleng menggelembung. </span><span style="line-height: 150%;">Kaleng
yang menggelembung bisa digolongkan menjadi flipper, springer, soft swell dam
hard swell</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;"><br />
b. <b><u><span style="font-weight: normal;">Flipper</span></u></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Kaleng terlihat norrnal tanpa kerusakan. Tetapi jika
dilihat lebih teliti dan salah satu
ujung kaleng ditekan, maka ujung yang lainnya akan cembung.<br />
<br />
</span><span style="line-height: 150%;">c.
<b><u><span style="font-weight: normal;">Springer</span></u></b><b><u> </u></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Salah satu ujung kaleng datar dan tampak normal,
sedangkan ujung yang lainnya tampak cembung. Apabila bagian yang cembung ditekan,
maka bagian ujung yang rata akan menjadi cembung.<br />
<br />
</span><span style="line-height: 150%;">d.
<b><u><span style="font-weight: normal;">Swell</span></u></b><u>.</u>
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Swell (cembung) dibedakan menjadi soft swell yang lunak
dan masih bisa ditekan sedikit dengan jari, serta hard swell yang keras dan
tidak bisa ditekan ke dalam. Kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat
adanya bakteri pembentuk gas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb3ho4JLLLXNFxxsKtHTDH2dPbtTeal6MVgrnrEWKS4Idk_j2EywwFNPCL16iXXYrEnDRkNxp1ZqXa_nS1TC5dcUXRBn4Zx259Pj4PB-FCdF3n6G0Hgm6QGEflzS6fuZaPJTCtqJPeClE/s1600/tips+membeli+makanan+dalam+kemasan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb3ho4JLLLXNFxxsKtHTDH2dPbtTeal6MVgrnrEWKS4Idk_j2EywwFNPCL16iXXYrEnDRkNxp1ZqXa_nS1TC5dcUXRBn4Zx259Pj4PB-FCdF3n6G0Hgm6QGEflzS6fuZaPJTCtqJPeClE/s1600/tips+membeli+makanan+dalam+kemasan.jpg" /></a></td></tr>
<tr style="font-family: Verdana,sans-serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="line-height: 115%;">kennislink.nl</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;"><span id="goog_1487181763"></span><span id="goog_1487181764"></span>Salah satu mikroba yang sangat berbahaya dalam kemasan
kaleng adalah <i>Clostridium botulinum.</i> Mikroba
ini adalah jenis bakteri batang yang hidup dalam kondisi anaerobik (tanpa
oksigen). Bakteri ini termasuk kategori bakteri yang tahan panas dan dapat
membentuk spora. Sporanya dapat bertahan hidup dalam makanan yang pemanasannya
kurang sempurna, baik dari tingkat suhu maupun waktu. Apabila spora tidak
hancur, spora ini dapat tumbuh dan beraktivitas hingga menghasilkan racun
botulin yang sangat mematikan. Racun ini menyerang saraf dan dapat menyebabkan
kematian. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Gejala-gejala botulisme umumnya dimulai 18-36 jam setelah
konsumsi makanan yang mengandung racun. Namun dapat bervariasi antara 4 jam
hingga 8 hari. Gejala awal keracunan terdiri dari rasa lelah, lemah, kesulitan
bernapas, rasa lemah pada otot, sembelit, dan vertigo, yang biasanya diikuti
dengan penglihatan berganda dan kesulitan bicara dan menelan yang meningkat. </span><span style="line-height: 150%;">Penderita
dapat mati akibat kesulitan bernapas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Kemasan
botol, punch, atau plastic.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Pada prinsipnya memilih produk pangan dengan kemasan
botol, plastic atau punch sama dengan memilih makanan dan minuman yang dikemas
dengan kaleng. Botol yang kemasan atau segelnya sudah rusak, memiliki peluang
tumbuhnya mikroba dalam produk pangan yang menyebabkan produk menjadi rusak dan.
Segel yang rusak juga menunjukkan kemungkinan pemalsuan produk oleh produsen
palsu. Kemasan menggunakan kemasan asli namun bekas, dan diisi dengan produk-produk
palsu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Tips memilih makanan dalam kemasan</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Melihat bahaya yang mungkin muncul dari makanan dengan
kemasan yang kurang sempurna, Anda perlu mengingat tips praktis berikut ketika
akan membeli makanan/minuman kemasan.</span></span></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Jangan di
konsumsi jika produk telah berbau asam, rasa kecut, warna berbeda dari
warna biasanya, muncul bau alcohol, terdapat lendir, atau ada perubahan
bentuk dan warna.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Pilih makanan dengan kemasan yang sempurna,
hindari kemasan yang telah penyok, cembung, atau rusak.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Segera konsumsi makanan atau minuman
setelah kemasan dibuka. Karena umur simpan produk pangan dalam suhu ruang
relatif lebih singkat. Apabila ingin dikonsumsi lebih lama, maka simpan
dalam lemari es atau suhu rendah. Tetapi tetap perhatikan petunjuk
penyimpanan dari produsen.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Simpan makanan dalam kemasan pada tempat
yang kering. Hindari menyimpan pada tempat yang lembab atau basah.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Lihat segel kemasan. Apabila segel rusak
atau tanpa segel, kemungkinan kerusakan produk dapat terjadi. Atau produk
dapat dipalsukan. Misal air minum dalam kemasan. Untuk memalsukan isinya
sangat mudah, namun biasanya tutup botol produk yang asli berbeda dengan
tutup botol pemalsu.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="line-height: 150%;">Beli
produk-produk yang diproduksi oleh produsen yang jelas. Produsen yang
memiliki kredibilitas, memiliki perhatian yang lebih besar pada proses
produksi yang baik. Karena proses produksi yang tidak tepat justru dapat
merugikan perusahaan, karena produk yang tidak diproduksi dengan cara yang
baik, memiliki keamanan yang lebih rendah. </span></span></li>
</ul>
<span style="color: white; font-size: x-small;"><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Bot Pranadi</span></span><br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-87714741162854154052011-02-27T21:26:00.002+07:002013-09-20T09:26:00.856+07:00Pengawetan Suhu Rendah<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="SV"><br /></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF9xKbHU5lGSKHWlTFKciwrEmXjjJTrAsFyGesi0Qj5f-jxsB8p_LyCkm5bOiTqRe0VG39a9cWc1ficmzPS1LgsNmIHfMrZB1UNZ9wjh4V9FhI0aF-PuaBFsazzIqhtrFSpz1GiqfdALY/s1600/prinsip+pengawetan+suhu+rendah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF9xKbHU5lGSKHWlTFKciwrEmXjjJTrAsFyGesi0Qj5f-jxsB8p_LyCkm5bOiTqRe0VG39a9cWc1ficmzPS1LgsNmIHfMrZB1UNZ9wjh4V9FhI0aF-PuaBFsazzIqhtrFSpz1GiqfdALY/s1600/prinsip+pengawetan+suhu+rendah.jpg" /></a><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Memodifikasi suhu
merupakan salah satu kunci penting dalam pengawetan. Suhu digunakan untuk
mengatur lingkungan agar tidak sesuai dengan kondisi pertumbuhan yang
diinginkan oleh mikroba patogen, dan reaksi dalam bahan pangan. Beberapa waktu
kita telah membahas tentang <a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/pengawetan-dengan-suhu-tinggi.html#axzz2fIWwn31n">pengawetan dengan suhu tinggi</a>. Sekarang kita bahas
tentang modifikasi suhu yang lainnya, yaitu penggunaan suhu rendah. Pengawetan
suhu rendah digunakan untuk menghambat hingga menghentikan pertumbuhan mikroba,
reaksi enzimatis dan kimiawi. Suhu yang digunakan memiliki pengaruh yang
berbeda pada pertumbuhan mikroba dan reaksi-reaksi yang berlangsung dalam
pangan. Berdasar hal ini, aplikasi suhu rendah dalam pengawetan makanan dibagi
menjadi dua, yaitu pendinginan dan pembekuan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pendinginan adalah
pengawetan menggunakan suhu diatas titik beku bahan yaitu diantara -2<sup> </sup>hingga
+4<sup>o</sup>C. Pada suhu ini aktivitas mikroba terganggu, karena rata-rata
suhu optimum mikroba terendah adalah 10<sup>o</sup>C meskipun masih ada yang
hidup hingga -15<sup>o</sup>C. pada kisaran suhu ini, mikroba berusaha
menggunakan energinya untuk bertahan hidup, sehingga aktifitas perkembangan
sangat berkurang. Pada proses pendinginan aktivitas kimiawi dan enzimatis juga
terhambat. Pendinginan dilakukan untuk memperpanjang umur simpan antara
beberapa hari hingga beberapa minggu. Untuk makanan yang telah diolah dan
dikemas, pendinginan dapat meningkatkan umur simpan relative panjang. Alat yang
biasa digunakan untuk pendinginan adalah refrigator, kotak yang berisi
balok-balok es.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pembekuan (<i>freezing) </i> menggunakan suhu dibawah titik beku bahan
yaitu berkisar antara -12<sup> o</sup>C hingga -24<sup>o</sup>C. Makanan
disimpan dalam keadaan beku. Pada suhu ini pertumbuhan mikroba dan aktivitas
biokimia benar-benar berhenti. Namun mikroba tidak dapat mematikan mikroba.
Ketika pangan kembali disimpan dalam suhu normal, aktivitas mikroba akan
kembali normal. Oleh karena itu diperlukan perlakuan pada saat pengolahan
makanan dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroba yang
terdapat dalam pangan. Perlakuan ini dapat dikombinasikan dengan prinsip
pengawetan lain seperti penggunaan suhu tinggi: blansing dan sterilisasi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pendinginan dan pembekuan dapat menyebabkan
gangguan metabolisme. Hal ini dikarenakan beberapa alasan: (1) <i>Cold shock,</i> penurunan suhu yang
tiba-tiba akan menyebabkan kematian bakteri terutama pada fase logaritmik saat
usia bakteri masih muda. (2) Pembekuan dapat menyebabkan pembentukan kristal es
pada air didalam sel. (3) Proses pendinginan dibawah titik beku dalam keadaan
vakum secara bertingkat. Metode ini akan menguapkan air didalam sel tanpa
melalui fase cair. </span>Proses ini dinamakan <i>lyofilisasi. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Semoga bermanfaat.<i> </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="color: white; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white; font-size: xx-small;">Bot Pranadi </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-34839339092780352772011-02-27T20:45:00.003+07:002013-09-20T09:27:05.309+07:00Tahukah Anda, Kapan Pangan itu Rusak?<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrbpKzo88FA_QT3hZQlElyY1hhlZlrzSEDBQaIGcYX09vU4hKaEWRd87uDwAd1Q8Wnh9OH6aqBVL6K8aToFadLU3MlFOIccWo1VYd7lhx6Wydcc_SdkFN2ivEKs7mM4Oauwtk-Ieqd5KY/s1600/definisi+kerusakan+pangan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrbpKzo88FA_QT3hZQlElyY1hhlZlrzSEDBQaIGcYX09vU4hKaEWRd87uDwAd1Q8Wnh9OH6aqBVL6K8aToFadLU3MlFOIccWo1VYd7lhx6Wydcc_SdkFN2ivEKs7mM4Oauwtk-Ieqd5KY/s1600/definisi+kerusakan+pangan.jpg" /></a><span lang="SV">Mendefinisikan pangan yang telah rusak menjadi sangat menarik. Mengapa? karena definisi kerusakan pangan bisa menjadi
subyektif tergantung dari jenis pangan tertentu, dan sosio kultural masyarakat
dimana pangan tersebut dikonsumsi. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgujd69kRd4eHn56p5nlGnT0YBjs_EMoA7TnbNQ7tDI14AlEKbEIMbXqqXji5wb3Ja-3DhI5K0NFavPrjwwAzmtcRRjDdjBlhN1Sn3yfH-aoI5Vg1RJoyjbYTtXf4uJpKkyDIRCrjNGey8/s1600/ciri+pangan+rusak.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgujd69kRd4eHn56p5nlGnT0YBjs_EMoA7TnbNQ7tDI14AlEKbEIMbXqqXji5wb3Ja-3DhI5K0NFavPrjwwAzmtcRRjDdjBlhN1Sn3yfH-aoI5Vg1RJoyjbYTtXf4uJpKkyDIRCrjNGey8/s1600/ciri+pangan+rusak.jpg" /></a><span lang="SV"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Semisal tempe, sebagian orang menyebut
tempe yang telah busuk adalah makanan yang telah rusak, tetapi sebagian
masyarakat justru menanti tempe yang busuk untuk diolah menjadi makanan yang
lezat. Di daerah Jawa Timur misalnya, tempe busuk diolah menjadi sayur tumpang yang
sangat lezat. Contoh yang lain adalah anggur, buah-buahan dan beberapa jenis
makanan seperti keju. Subyektifitas yang lain adalah karena makanan yang dianggap telah rusak juga belum tentu
berbahaya bagi kesehatan. Mungkin hanya nilai estetikanya yang berkurang.
Estetikapun berbeda antar kelompok masyarakat. Artinya bagi sebagian kelompok masyarakat, sebuah makanan sudah dianggap rusak, namun bagi masyarakat lainnya makanan itu belum rusak. Lantas apa
sebenarnya definisi kerusakan pangan?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Secara naluriah manusia dapat mengatakan
bahwa pangan telah rusak dan tidak dapat dikonsumsi melalui rasa dan penampakan
pangan. Meski pengetahuan manusia seringkali berperilaku sebaliknya, menentang
naluri, dan justru menemukan jenis-jenis pangan baru. Semisal sejarah keju, meskipun
sejarahnya simpang siur, ”Masyarakat prasejarah mulai meninggalkan gaya hidup
nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba maupun sapi. Karena
kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara langsung atau terkena
panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi asam dan kental” <sup>(1) </sup>Rasa penasaran menimbulkan keinginan untuk mencoba, dan
ternyata ditemukan makanan baru yang nikmat. Demikian halnya dengan bir, anggur
dan minuman beralkohol lainnya. Penemuan yang tak disengaja ini muncul sebagai
awal pengembangan teknologi pembuatan produk tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Sebenarnya untuk menentukan kerusakan pangan, kita dapat melihat dari beberapa parameter berikut:</span></span></div>
<ol style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li><span style="font-size: small;">Tekstur </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Nilai Gizi </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Bau </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Warna</span></li>
<li><span style="font-size: small;"> Rasa</span></li>
</ol>
<ol start="1" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Apabila telah terjadi perubahan pada
beberapa parameter itu dapat disimpulkan telah terjadi perubahan pada dua hal: 1)
Mutu produk pangan dan 2) Keamanan pangan. Mutu dapat diartikan secara sederhana
sebagai ”<i>Fitnes for Use”</i> kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Pendapat yang dilontarkan oleh J.M Juran ini
adalah pendapat yang paling mudah untuk dipahami. Sesuatu yang diharapkan oleh
konsumen. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Produk yang telah mengalami perubahan
tekstur, warna, rasa, bau, dan nilai gizi, biasanya telah mengalami penurunan
mutu karena perubahan-perubahan tersebut berujung pada perbedaan antara harapan
konsumen dengan produk yang ada. Konsumen mengharapakan produk yang berasa
nikmat, tekstur yang lezat, warna yang menarik. Namun karena terjadi kerusakan, akhirnya parameter-parameter tersebut menjadi bergeser. Apabila perubahan mutu ini terjadi terus menerus, akan menyebabkan produk
pangan menjadi berbahaya bagi manusia karena munculnya bahan-bahan berbahaya akibat kerusakan pangan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Parameter-parameter diatas mempermudah
kita untuk mendefinisikan kerusakan pangan. <b><a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/tahukah-anda-kapan-pangan-itu-rusak.html#axzz2fIWwn31n">Kerusakan pangan dapat didefinisikan</a></b> sebagai perubahan karakteristik fisik dan kimiawi suatu bahan
makanan yang tidak diinginkan atau penyimpangan dari karakteristik normal.
<i>Karakteristik fisik</i> meliputi sifat organoleptik seperti warna, bau, tekstur,
bentuk. Sifat-sifat ini adalah sifat yang dapat dilihat atau diindera secara
fisik. Sedangkan <i>karakteristik kimiawi </i>meliputi komponen-komponen penyusun bahan
pangan seperti kadar air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat
lainnya. Sebagian karakteristik kimiawi dapat dilihat secara fisik, seperti
penurunan kadar air. Namun untuk mengetahui kandungan zat gizi lainnya
diperlukan analisa laboratorium.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pangan dapat rusak pada satu parameter,
sedangkan tidak mengalami perubahan pada parameter lainnya. Oleh karena itu
untuk menentukan tingkat kerusakan pangan, seseorang harus membandingkan
kondisi awal (kontrol) dengan kondisi ketika diamati. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Salah satu jenis kerusakan pangan adalah
adanya kebusukan. Proses kebusukan dapat berlangsung secara cepat ataupun
lambat bergantung pada dua hal:</span></span></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="disc">
</ul>
<ol>
<li><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;"><span lang="SV">Karakteristik bahan pangan yang bersangkutan.
</span></span></li>
<li><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;">Kondisi penyimpanan.</span></li>
</ol>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="disc">
</ul>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Apabila kedua hal diatas dapat
dimodifikasi, maka proses kebusukan makanan dapat diperlambat bahkan hingga
bertahun-tahun.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Makanan yang telah mengalami kerusakan hingga mencapai
kebusukan, memiliki ciri kerusakan pangan sebagai berikut:</span></span></div>
<ol style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Irreversible, artinya tidak dapat
dikembalikan. Pangan yang telah mengalami kerusakan tidak dapat dikembalikan
ke bentuk semula. Proses yang terjadi adalah proses yang permanen. Sebagai
contoh, jeruk yang telah membusuk,
tidak dapat dikembalikan seperti jeruk yang segar.</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Perubahan nilai gizi </span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Bau tidak sedap</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;">Perubahan bentuk</span></li>
</ol>
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<ol start="1" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Perubahan yang terjadi cenderung menuju
kearah yang merugikan. </span>Hasil samping dari kebusukan adalah zat-zat yang
berbahaya bagi manusia jika terpapar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Secara umum, penyebab utama kerusakan
pangan adalah :</span></span></div>
<ol style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Aktivitas mikoorganisme</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Cahaya/sinar </span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Enzim</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Waktu penyimpanan</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Hama </span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Suhu, baik suhu tinggi maupun suhu rendah</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Air</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Udara, khususnya oksigen</span></span></li>
</ol>
<ol start="1" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-top: 0cm;" type="1">
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Lain waktu
mudah-mudahan saya bisa membahas tentang penyebab kerusakan pangan berdasar
beberapa kategori.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
<span style="font-size: xx-small;">(1)</span> <span style="font-size: x-small;">http://id.wikipedia.org/wiki/Keju#Sejarah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: white; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: xx-small;"><span lang="SV">Bot Pranadi </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5593039285974991284.post-13127566528847983902011-02-18T21:58:00.003+07:002019-08-16T10:55:21.393+07:00Pengawetan dengan Suhu Tinggi<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="SV"><br />
</span></i></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-J9QPIthjn0Uxu1Y_gRGZolk1eykepT3k-2xm7W17UBpLwO6WUA7CxocUxMuaAmxZp8-YtHNmUVvNQ39qhsvRftoePdTfxuxzFqlZK0QzwGs26tZYk0UibUtOg4HcV70VsZgKwdddsYs/s1600/pasteurisasi+sterilisasi+blansing.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-J9QPIthjn0Uxu1Y_gRGZolk1eykepT3k-2xm7W17UBpLwO6WUA7CxocUxMuaAmxZp8-YtHNmUVvNQ39qhsvRftoePdTfxuxzFqlZK0QzwGs26tZYk0UibUtOg4HcV70VsZgKwdddsYs/s200/pasteurisasi+sterilisasi+blansing.jpg" width="181" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">joanneum.at</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pengawetan dengan suhu tinggi adalah salah satu dari sekian banyak metode pengawetan makanan yang sering digunakan. Metode ini sebenarnya sudah sangat familier dalam aktivitas kita sehari-hari. Pemasakan dengan sistem penggorengan, pemanggangan, pembakaran, dan rebus adalah metode-metode sederhana yang digunakan untuk mengolah bahan pangan. Pengolahan dengan penggunaan suhu tinggi ini sebenarnya tidak hanya untuk memperoleh cita rasa yang diinginkan, tetapi juga memiliki fungsi untuk memperpanjang umur simpan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Umur simpan menjadi lebih panjang karena aktivitas mikroba dan aktivitas biokimia benar-benar terhenti pada proses dengan suhu tinggi, apabila digunakan suhu yang tepat, sehingga pangan menjadi lebih awet. Suhu yang digunakan tergantung dengan kebutuhan dan karakteristik bahan pangan. Makin tinggi suhu yang digunakan, makin singkat waktu pemanasan yang digunakan untuk mematikan mikroba</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><a href="http://www.gagaspertanian.com/2011/02/pengawetan-dengan-suhu-tinggi.html">Pengolahan dengan suhu tinggi</a> harus tetap memperhatikan tujuan utama dari bahan pangan itu sendiri, yaitu sumber energi, fungsi kesehatan, serta kenikmatan visual dan citarasa. Hal ini tentu harus menjadi pertimbangan karena penggunaan suhu tinggi dapat merusak bahan pangan apabila penggunaannya berlebihan. Oleh karena itu suhu yang digunakanpun harus disesuaikan dengan tujuan pengolahan dan karakteristik pangan yang diolah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Dalam pengawetan, metode yang digunakan biasanya berbeda dengan pengolahan yang digunakan sehari-hari seperti penggorengan dan pemanggangan. Pengawetan suhu tinggi yang sering digunakan adalah blansing, pasteurisasi dan sterilisasi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">Blansing</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Blansing dilakukan dengan pemanasan menggunakan air atau uap pada kisaran suhu dibawah 100<sup>o</sup>C selama 3-5 menit. Tujuan blansing adalah inaktivasi enzim-enzim yang masih terkandung dalam bahan pangan. Blansing juga bertujuan membersihkan bahan dari kotoran dan untuk mengurangi jumlah mikroba dalam bahan dan digunakan untuk menghilangkan bau, flavor, dan lendir yang tidak dikehendaki. Blansing biasanya digunakan sebagai perlakuan pendahuluan sebelum perlakuan pengolahan berikutnya. Dengan perlakuan ini, tekstur sayuran atau buah yang diblansing biasanya akan menjadi lunak. Contoh sederhana blansing adalah ketika kita memasukkan sayuran atau buah kedalam air mendidih selama 3-5 menit. Dalam kondisi ini enzim-enzim menjadi tidak aktif dan kehilangan nutrisi dapat diminimalisir meskipun beberapa mineral, vitamin larut air, dan komponen-komponen lain yang larut air akan hilang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">Pasteurisasi</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Pasteurisasi dilakukan dengan suhu pemanasan 65<sup>o</sup>C selama 30 menit. Pada suhu dan waktu proses ini sebagian besar mikroba pathogen dan mikroba penyebab kebusukan telah musnah, namun jenis mikroba lainnya tetap hidup. Pasteurisasi biasanya digunakan untuk susu, sari buah, anggur, makanan asam, serta makanan lain yang tidak tahan suhu tinggi. Proses ini tidak terlalu merusak gizi serta mengubah aroma dan cita rasa. Tetapi karena tidak semua jenis mikroba mati dengan proses ini, pengawetan dengan pasteurisasi biasanya tidak memiliki umur simpan yang lama. Misalkan susu yang dipasteurisasi tanpa pengemasan, biasanya hanya tahan 1-2 hari dalam suhu kamar, sedangkan dalam suhu pendingin hanya dapat bertahan hingga seminggu. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Agar memperoleh hasil yang optimal, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara lain misalnya penyimpanan suhu rendah dan modifikasi kemasan. Uniknya, pada beberapa bahan pasteurisasi justru dapat memperbaiki cita rasa produk.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Metode pasteurisasi yang umum digunakan yaitu [1]:</span></span><br />
<ol>
<li>HTST/High Temperature Short Time, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi sekitar 75oC dalam waktu 15 detik, menggunakan alat yang disebut Heat Plate Exchanger.</li>
<li>LTLT/Low Temperature Long Time, yaitu pemanasan dengan suhu rendah sekitar 60oC dalam waktu 30 menit.</li>
<li>UHT/Ultra High Temperature, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi 130oC selama hanya 0,5 detik saja, dan pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi. Dalam proses ini semua mikroba mati , sehingga susunya biasanya disebut susu steril.</li>
</ol>
</div>
<ol start="1" style="font-family: Verdana,sans-serif;" type="1"></ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="SV">Sterilisasi</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span lang="SV">Sterilisasi adalah proses termal untuk mematikan semua mikroba beserta spora-sporanya hingga menadi steril. Pada proses ini, bahan yang disterilkan akan memiliki daya tahan hingga lebih dari 6 bulan pada suhu ruang. Spora-spora mikroba bersifat tahan panas, maka umumnya diperlukan pemanasan selama 15 menit pada suhu 121 <sup>o</sup>C. Penggunaan panas lembab dengan uap bertekanan sangat efektif untuk sterilisasi karena menggunakan suhu jauh diatas titik didih. Proses ini dapat menyebabkan sel mikroba hancur dengan cepat. Contoh dari sterilisasi adalah produk-produk olahan dalam kaleng seperti sarden, kornet, buah dalam kaleng, dan lainnya. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><br /></span></span>
<span style="font-size: small;"><span lang="SV"><br /></span></span>
<span style="font-size: x-small;"><span lang="SV" style="font-size: xx-small;"><br /></span></span>
<span style="font-size: x-small;"><span lang="SV" style="font-size: xx-small;"><br /></span></span>
<span style="font-size: x-small;"><span lang="SV" style="font-size: xx-small;">[1] eddietriyanto.wordpress.com</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0