Gambar:rachdie.blogsome.com Setelah membahas tentang bakteri, saat ini kita akan membahas tentang kelompok mikroorganisme berikut...
Gambar:rachdie.blogsome.com |
Setelah membahas tentang bakteri, saat ini kita akan membahas tentang kelompok mikroorganisme berikutnya. Kapang adalah organisme mikroskopis yang
memainkan peran penting dalam kerusakan tanaman dan hewan. Diluar, jamur dapat
ditemukan di tempat teduh, tempat yang lembab atau tempat di mana daun atau
vegetasi lainnya membusuk. Dalam ruangan dapat tumbuh di hampir semua
permukaan, selama lembab, oksigen, dan bahan organik yang hadir. Ketika kapang
terganggu, mereka merilis sel-sel kecil yang disebut spora ke udara sekitarnya.[1]
Berbeda dengan bakteri dan khamir, kapang
seringkali dapat dilihat dengan mata. Termasuk pada makanan yang kemasannya rusak. Kapang memiliki ukuran yang lebih besar
daripada bakteri, termasuk organisme multiseluler (bersel banyak) yang
berukuran mulai dari mikroskopis sampai makroskopis dan memiliki bentuk seperti
benang-benang. Tumbuh dengan berbagai warna: merah atau jingga, hitam kebiruan,
abu-abu yang ditentukan oleh perbedaan warna sporanya.
Kapang memiliki struktur eukariotik
(memiliki selaput inti) serta memiliki dinding sel yang kaku. Kapang merupakan
mikroba yang berbentuk filamen, terdiri dari benang-benang halus yang disebut
hifa. Kumpulan hifa membentuk massa yang disebut miselium sehingga kapang dapat
dilihat oleh mata tanpa menggunakan mikroskop. Kapang tumbuh dengan
memperpanjang bagian ujung hifa yang dikenal sebagai pertumbuhan apikal atau
pada tengah hifa yang disebut pertumbuhan interkalar.[2] Contoh
miselium yang berwarna putih adalah kapang yang tumbuh pada tempe. Warna putih
yang biasa kita lihat tidak lain adalah miselium.
Secara biokimia, kapang bersifat aktif
karena terutama merupakan organisme saprofitik. Organisme ini dapat memecah
bahan-bahan organik kompleks menjadi yang lebih sederhana termasuk pembusukan
daun-daun dan bahan lain dalam tanah. Kegiatan yang sama dapat mengakibatkan
pembusukan pangan.[2]
Kapang umumnya lebih tidak tahan panas
dibandingkan dengan bakteri, tetapi kapang umumnya lebih tahan hidup pada
kondisi lebih kering dibandingkan dengan bakteri. Kapang digolongkan ke dalam
beberapa genus berdasarkan:
1. Penampakan miselium : bening
atau gelap dan atau warnanya;
2. Jenis hifa :
berseptat atau tidak;
3. Cara reproduksi : spora seksual atau aseksual;
4. Jenis dan karakteristik
spora aseksual;
5. Jenis dan karakteristik
spora seksual;
6. Adanya struktur khusus pada
kapang.
Seperti halnya bakteri, kapang juga dapat
memberikan keuntungan bagi manusia, namun juga dapat merugikan, salah satunya
adalah penyebab kerusakan produk pangan. Contoh bakteri yang menguntungkan
adalah bakteri yang dibutuhkan dalam pemeraman keju Roquefert dan dalam
produksi kecap atau tempe. Selain itu beberapa jenis kapang menghasilkan
antibiotik yang disebut penisilin.
Kapang yang paling sering ditemukan pada
daging dan unggas adalah Alternaria, Aspergillus, Botrytis, Cladosporium,
Fusarium, Geotrichum, Monilia, Manoscus, Mortierella, Mucor, Neurospora,
Oidium, Oosproa, Penicillium, Rhizopus dan Thamnidium. Kapang ini juga dapat ditemukan di banyak makanan
lainnya.[3]
Contoh beberapa jenis kapang yang dekat
dengan rekayasa pangan adalah
Jenis Kapang
|
Warna Spora
|
Pangan yang dirusak
|
Makanan yang difermentasi
|
Aspergillus
|
Hitam,
hijau
|
Roti,
serealia, kacang-kacangan
|
Kecap,
tauco
|
Penicillium
|
Biru-hijau
|
Buah-buahan,
sitrus, keju
|
Keju
|
Rhizopus
|
Hitam
diatas hifa putih
|
Roti,
Sayuran, buah-buahan
|
Tempe,
oncom hitam
|
Neurospora
|
Oranye
merah
|
Nasi
|
Oncom merah
|
Jangan lupa komen ya, jika anda merasa artikel ini bermanfaat. terimakasih
Referensi:
[1] http://www.niehs.nih.gov/health/topics/agents/mold/index.cfm
, diakses 22 Mei 2011
[2] Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M.
Wooton. 2009. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta.
[3] http://www.fsis.usda.gov/factsheets/molds_on_food/
, diakses 22 Mei 2011
Bot Pranadi
COMMENTS