Daun cabai yang rontok tentu membuat petani gelisah. Bagaimana tidak. Daun menjadi salah satu indikator kesuburan tanaman. Berperan dalam p...
Daun cabai yang rontok tentu membuat petani gelisah. Bagaimana tidak. Daun menjadi salah satu indikator kesuburan tanaman. Berperan dalam proses fotoisntesis yang berujung pada kualitas dan kuantitas produksi buah. Kita bisa melihat kondisi tanaman itu sehat atau tidak dari daunnya. Daun yang rontok akan menurunkan hasil produksi dari komoditas tersebut.
Penyebab daun cabai rontok bisa bermacam-macam. Dapat satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut:
1. Serangan Hama dan atau Penyakit.
Serangan hama penyakit bisa menyebabkan daun cabai rontok. Cirinya bisa dilihat dari berubahnya bentuk atau warna daun dari warna aslinya. Perlu dibandingkan dengan daun yang sehat.
Bila daun berwarna kuning sebagian atau menyeluruh, menimbulkan pola yang tidak sama, kemudian secara berangsur sebagian besar daun dalam satu rumpun menjadi kuning. Maka kemungkinan daun tersebut terserang jamur atau bakteri. Bisa karena Bercak Daun (Cercospora) atau busuk batang. Gejala dapat dilihat pada gambar berikut.
Bila daun berubah menjadi keriput kedalam dan melengkung kedalam/bawah (lihat gambar), maka kemungkinan daun terkena tungau. Cara mengidentifikasinya adalah dengan mengelap bagian bawah daun dengan tisu putih. Bila terdapat tungau, maka pada tisu terdapat bintik-bintik berwarna kemerahan. Tungau biasa berada dibagian bawah daun.
Kedua jenis hama penyakit diatas sering menjadi penyebab utama kerontokan daun.
2. Kekurangan nutrisi.
Kebutuhan nutrisi tanaman harus dicukupi, baik unsur makro maupun unsur mikro. Kekurangan salah satu unsur tersebut akan mempengaruhi kondisi tanaman. Salah satunya adalah rontoknya daun. Bisa jadi saat budidaya, pupuk yang diberikan hanya pupuk makro. Padahal kondisi tanah menentukan jenis pupuk apa saja yang harus diberikan. Bila tanahnya subur, penambahan pupuk makro saja sudah mencukupi. Namun pada tanah yang minim unsur hara, penambahan pupuk yang mengandung unsur hara mikro seperti Ca, Zn, Mg, Fe dan unsur lainnya harus dilakukan. Kekurangan satu atau beberapa unsur mikro tersebut dapat menyebabkan daun rontok.
3. Kekurangan air
Menjadi mahfum bahwa tanaman membutuhkan air dalam proses metabolismenya. Kekurangan air dapat menyebabkan daun menjadi rontok. Gejalanya cukup mudah dilihat. Daun menjadi layu kemudian secara perlahan mengering atau rontok.
Perontokan daun merupakan mekanisme alami tanaman untuk mengurangi penguapan. Melalui perontokan tersebut, tanaman berusaha untuk bertahan hidup, dengan sumber air yang minimal.
4. Kondisi Alam
Kondisi alam ataupun cuaca yang tidak biasa juga menjadi pemicu rontoknya daun. Kondisi alam yang dimaksud bisa berupa perubahan suhu udara menjadi terlalu panas atau terlalu dingin, perubahan kelembapan udara, munculnya angin yang kencang atau kondisi agroklimat lainnya.
Urutan Penanganan
Setelah mengetahui beberapa penyebab rontoknya daun cabai, maka perlu dilakukan identifikasi pada tanaman, manakah penyebab utamanya. Bila ditemukan tanaman cabai yang mengalami kerontokan daun, urutan penanganan ini dapat menjadi panduan.
Pertama, perhatikan daun dan batang cabai untuk mengidentifikasi serangan hama dan penyakit. Bila terdapat gejala seperti penyebab nomor 1 diatas, maka kemungkinan daun terkena hama penyakit. Untuk mengatasi serangan jamur, lakukan penyemprotan fungisida. Sedangkan serangan tungau, lakukan penyemprotan menggunakan akarisida. Semprot sebanyak minimal 3 kali.
Kedua, bila tidak terjadi serangan hama, maka perhatikan interval penyiraman. Apakah telah mencukupi kebutuhan air.
Ketiga, bila air telah tercukupi dan tidak ada serangan hama, maka lakukan pemupukan tambahan menggunakan pupuk makro dan pupuk mikro. Jenis pupuk mikro yang beredar dipasaran sangat banyak. Merk lama seperti Gandasil dapat digunakan.
Keempat, bila ketiga hal diatas telah dilakukan tetapi masih terjadi kerontokan daun, maka kemungkinan penyebabnya adalah perubahan kondisi cuaca dan alam yang tidak sesuai dengan agroklimat tanaman. Untuk kondisi ini perlu penanganan lebih detil. Semisal terkena hujan abu vulkanik, segera semprot dengan air. Bila curah hujan terlalu tinggi, dapat diantisipasi menggunakan atap plastik.
Semoga artikel ini dapat membantu petani dalam menangani permasalahan budidaya.
Semoga artikel ini dapat membantu petani dalam menangani permasalahan budidaya.
Oleh: Bot Pranadi
Gambar
Cover: pixabay
Tungau: agrokomplekita
COMMENTS