" Sssttt, jangan lewat deket pohon sawo itu kalau menjelang maghrib. Bisa - bisa kesurupan!. Itu pohon ada penunggunya". Demiki...
" Sssttt, jangan lewat deket pohon sawo itu kalau menjelang maghrib. Bisa - bisa kesurupan!. Itu pohon ada penunggunya". Demikian ujar seorang pelajar SMP pada teman seperjalanannya suatu sore.
Ya, itulah klenik yang sering kita dengar tentang pohon sawo. Rindang, pohonnya besar dan kerap disebut ada penghuninya.
Padahal, taukah teman? Buah yang bernilai gizi tinggi dan rasanya manis ini, bisa lho ditanam dalam pot. Sawo dalam pot. Nampak manis, pohon tak terlalu tinggi namun buahnya tak kalah rimbun dengan pohon sawo yang katanya "serem" itu.
Pilih Bibit, Atur Pot
Dalam sebuah artikel yang ditulis H. Budi Santoso dalam sebuah tabloid ibu kota, keberhasilan menanam sawo dalam pot tergantung pada ketepatan memilih bibit dan kesesuaian mengatur pot.
Memilih bibit sawo (Achras zapota), terbilang tak terlalu susah. Dengan mudah kita bisa mendapatkannya di kios atau warung pertanian dalam bentuk cangkok yang terkemas dalam polybag. Bibit yang sehat umumnya tumbuh normal dan daunnya berwarna hijau segar.
Hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memilih pot sesuai ukuran tanaman sawo dan mengatur media tanam yang tepat. Pot berukuran 20 - 40 cm bisa dipakai untuk tanaman yang masih kecil. Jika sawo sudah agak besar, bisa dipindahkan ke pot berdiameter 50 - 60 cm.
Pot yang menunjang pertumbuhan tanaman, adalah pot yang memiliki lobang di bagian bawahnya. Hal ini berguna untuk membuang kelebihan air. Selain itu, memilih pot yang memiliki kaki, juga memiliki keuntungan tersendiri. Karena selain nampak bersih, pot yang berkaki juga berperan membantu proses aerasi dan drainase.
Proses selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Media ini bisa dipilih dari 4 komposisi :
1. Campuran tanah + Sekam + Humus Bambu dengan perbandingan 1:1:1.
2. Campuran tanah + pasir + pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
3. Campuran tanah + pupuk kandang + serbuk gergaji dengan perbandingan 2:1:1.
4. Media tanam modern ; campuran tanah + pupuk organik TW-plus dengan perbandingan 6:1.
Sebelum media tanam masuk ke dalam pot, terlebih dahulu dasar pot diisi dengan pecahan genting atau bata merah, beri ijuk atau serasah lain diatasnya, baru kemudian masukkan media tanam yang telah dipilih.
Teknik Bertanam
Cara menanam bibit sawo, dapat diawali dengan mengeluarkan bibit dari polibag, potong sebagian akar, cabang dan ranting atau daun yang berlebihan. Setelah itu, tanam dan padatkan media tanamnya. Siram sampai basah dan disimpan di tempat teduh untuk sementara.
Setelah umur satu bulan, tanaman sawo bisa dibuat lebih subur dengan cara pemupukan. Pada umur ini, bisa diberikan pupuk NPK sebanyak 50 gram per pot. Pemupukan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Namun demikian jika tanaman mulai berbunga, sebaiknya menggunakan NPK yang memiliki kandungan fosfat dan kalium lebih tinggi. Beri sebanyak 100 gram per pot.
Perlu diingat, tanaman sawo memiliki masa tak henti terus berbunga. Pembungaan paling lebat terjadi pada musim penghujan. Untuk merangsang pembungaan sekaligus pembuahan ada beberapa tips yang bisa diterapkan;
1. Sekitar 3 bulan sebelum musim penghujan, beri pupuk NPK (15-20-20), dilanjutkan teknik pengeringan berselang-seling. Contohnya, selama seminggu tidak disiram sama sekali (asal jangan sampe layi permanen). Setelah itu siram sedikit demi sedikit selama 3 hari, dan keringkan lagi. Lakukan teknik pengeringan berulang2, hingga muncul tunas - tunas baru untuk pembungaan.
2. Ikat pangkal batang tanaman sawo. Tujuannya untuk membatasi transportasi air dan unsur hara dari dalam tanah yang berlebihan.
3. Potong akar dengan menyisakan 3 cabang akar.
Selamat Mencoba!.
COMMENTS