Seledri ( Apium graveolens L. Dulce) termasuk dalam famili Umbelliferae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunak...
Seledri (Apium
graveolens L. Dulce) termasuk dalam famili Umbelliferae dan merupakan salah
satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap dan penghias
hidangan. Biji seledri juga digunakan sebagai bumbu dan penyedap dan ekstrak
minyak bijinya berkhasiat sebagai obat. Apiin (apigenin 7– apiosilglukosida)
adalah glukosida penghasil aroma daun seledri dan umbi celeriac. Tanaman
seledri dapat dibagi menjadi seledri tangkai, seledri umbi dan seledri daun.
PERSYARATAN TUMBUH
Seledri merupakan tanaman yang sangat tergantung
pada lingkungan. Untuk dapat memperoleh kualitas dan hasil yang tinggi, seledri
membutuhkan temperatur berkisar antara 16–210C. Tanah yang baik
untuk pertumbuhan seledri adalah yang mampu menahan air, berdrainase baik dan
pH tanah berkisar antara 5,8–6,7. Karena memiliki sistem perakaran dangkal,
seledri menghendaki air yang selalu tersedia. Irigasi tetes merupakan cara
penggunaan air yang efisien dan hemat, serta dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan nitrogen.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Persemaian
Benih seledri disemai dulu di persemaian. Perkecambahan seledri berlangsung sangat lambat dan
memerlukan waktu antara 7–12 hari. Benih seledri ditanam dangkal untuk
mempercepat pertumbuhan kecambah. Setelah tanaman berumur 2 bulan, tanaman
seledri bisa dipindahkan ke lapangan. Keuntungan persemaian adalah kondisi
tanaman lebih sempurna, jarak tanam yang seragam, dapat mengurangi masukan
input produksi seperti pemupukan, irigasi, dan pengendalian OPT serta gulma.
2. Pengolahan Lahan
Tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat
lubang-lubang tanam dengan jarak tanam 50-70
cm (antar barisan) x 12-20 cm (dalam barisan). Jumlah seledri di
lapangan umumnya berkisar antara 50 ribu-100 ribu tanaman per hektar. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan
pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha, dan
diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam.
3. Pemupukan
Seledri membutuhkan zat hara dalam jumlah banyak,
khususnya nitrogen, yang diperlukan untuk produksi biomassa yang besar. Karena
itu untuk produksi seledri diperlukan
tanah yang sangat subur. Untuk
budidaya seledri diperlukan pupuk
kandang sebanyak 20–30 ton/ha ditambah dengan N 300 kg, P 75 kg dan K 250 kg per hektar.
4. Pemeliharaan
Gulma harus segera ditangani pada seledri yang
ditanam dengan cara benih langsung karena pertumbuhan kecambahnya sangat
lambat, sehingga kadang pertumbuhan awalnya tidak mampu bersaing dengan gulma.
5. Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT)
OPT yang menyerang tanaman seledri antara lain lalat pengorok daun, bercak
daun bakteri, busuk lunak bakteri, penyakit fusarium, penyakit hawar
serkospora, rebah kecambah, busuk akar, dan berbagai macam virus. Pengendalian
OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida,
gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk.
6. Panen dan Pascapanen
Tanaman seledri yang di tanam secara langsung tanpa
melalui pesemaian dapat dipanen pada umur 160–180 hari, sedangkan seledri yang
ditanam dari persemaian biasanya di panen pada umur 90–125 hari. Tanaman
seledri biasanya dipanen ketika sebagian besar tanaman dianggap telah mencapai
fase layak jual, tetapi ukuran yang agak beragam tidak dapat dihindari.
Penundaan panen dapat menyebabkan sebagian tanaman menjadi bergabus, sedangkan
panen yang terlalu dini berakibat sedikitnya tangkai daun yang berukuran besar.
Panen dilakukan dengan cara dicabut. Seledri daun memiliki musim tanam yang
lebih pendek, dan panen dapat dilakukan berulang kali jika daun dipotong cukup
tinggi di atas permukaan tanah untuk memungkinkan pertumbuhan kembali daun
baru. Produksi seledri dapat mencapai 40–70 ton/ha
Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian Tanaman
Sayuran
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
2007
COMMENTS